JAKARTA –Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia mengalami inflasi pada bulan Oktober 2024 setelah sebelumnya mencatat deflasi sejak Mei 2024. Kenaikan ini terutama dipicu oleh meningkatnya harga komoditas emas dan perhiasan, yang berkontribusi terhadap perubahan tersebut.
Dalam konferensi pers yang digelar pada Jumat, 1 November 2024, Amalia, seorang pejabat dari Badan Pusat Statistik (BPS), mengungkapkan, “Seperti yang sudah saya sampaikan, harga emas di pasar internasional terus naik. Tren ini terlihat jelas dari harga emas perhiasan di dalam negeri. Emas perhiasan, sebagai salah satu komoditas dalam kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, menyumbang inflasi Oktober 2024 dengan andil 0,06%.”
Data historis menunjukkan bahwa komoditas emas perhiasan mengalami deflasi sebanyak lima kali pada tahun 2022 dan tiga kali di tahun 2023. Namun, sejak September 2023, komoditas ini telah menunjukkan tren inflasi yang berkelanjutan hingga Oktober 2024.
Berdasarkan informasi dari Refinitiv, harga emas di pasar spot ditutup pada angka US$2.743,81 per troy ons pada perdagangan Kamis, 31 Oktober 2024, mengalami penurunan sebesar 1,52% dari posisi sebelumnya. Meskipun demikian, pada perdagangan pagi ini, Jumat, 1 November 2024, pukul 5.50 WIB, harga emas menunjukkan pemulihan dengan sedikit kenaikan sebesar 0,07%, menjadi US$2.745,73 per troy ons.
Kondisi ini menandakan bahwa meskipun terjadi fluktuasi harga, komoditas emas tetap menjadi faktor penting dalam mempengaruhi inflasi di Indonesia. Para ekonom dan pelaku pasar diharapkan untuk terus memantau perkembangan ini, mengingat dampaknya terhadap daya beli masyarakat dan stabilitas ekonomi nasional.
(N/014)