JAKARTA – Dewan Pengawas Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), Mulyadi, mengungkapkan bahwa total dana haji yang dikelola oleh pihaknya saat ini mencapai Rp 171 triliun. Ia menyampaikan bahwa nilai manfaat dari dana haji yang dikelola BPKH terus mengalami pertumbuhan positif.
Menurut Mulyadi, selain menjaga nilai pokok dana, BPKH juga berfokus pada pengoptimalan manfaat dana haji untuk mendukung kualitas penyelenggaraan ibadah haji. “Nilai manfaat yang dikelola terus mengalami pertumbuhan positif yang tetap terjaga, guna mendukung penyelenggaraan ibadah haji dan meningkatkan kualitasnya sesuai dengan tujuan utama pengelolaan keuangan haji,” ujar Mulyadi dalam keterangan tertulisnya, Senin (27/1/2024).
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Mulyadi dalam acara Kafeb Talks yang digelar oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS). Dalam kesempatan tersebut, Mulyadi juga menyoroti peran teknologi digital dalam meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan dana haji.
“BPKH memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan transparansi serta akuntabilitas dalam pengelolaan dana haji,” tambah Mulyadi. Ia juga menekankan pentingnya penerapan prinsip Good Corporate Governance (GCG) dalam setiap aspek pengelolaan, termasuk dalam hal pelaporan hasil pengelolaan dana haji kepada publik.
Mulyadi mengungkapkan bahwa BPKH telah memperoleh predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas laporan keuangannya sejak pertama kali berdiri, sebagai bukti komitmen mereka dalam menjaga amanah umat. Selain itu, Mulyadi mengajak generasi muda untuk memanfaatkan kemajuan teknologi digital yang pesat, yang memberikan berbagai peluang sekaligus tantangan bagi industri tradisional.
“Di era digital ini, kita dihadapkan pada banyak peluang luar biasa,” kata Mulyadi. Mulyadi juga memberikan pesan berharga kepada peserta acara, agar mereka berani menempuh risiko dalam meraih kesuksesan karir. “Ukurlah diri kita, apakah kita berani menempuh perjalanan yang terjal dalam karir ke depan? High risk, high return, tempuhlah perjalanan yang terjal untuk meningkatkan kapasitas diri,” tambahnya.(trbn)
(christie)