Jakarta – Bulan Rajab merupakan salah satu bulan haram dalam kalender Islam yang dimuliakan oleh Allah. Pada bulan ini, umat Islam dianjurkan untuk berpuasa sebagai amalan sunnah. Puasa Rajab memiliki keutamaan besar, dengan pahala yang berlipat bagi yang melaksanakannya, meskipun meninggalkannya tidak dianggap dosa. Berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, puasa pada bulan-bulan mulia seperti Rajab dianjurkan sebagai ibadah yang sangat bernilai.
Rasulullah SAW bersabda, “Berpuasalah pada bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah!” (HR Abu Dawud). Hadis ini menunjukkan betapa besar ganjaran puasa di bulan Rajab yang termasuk dalam bulan haram. Bahkan, dalam riwayat Ibnu ‘Asakir dari Ibnu Abbas, Rasulullah SAW menyebut bahwa puasa di bulan haram, seperti Rajab, akan dicatat sebagai ibadah selama 700 tahun. Oleh karena itu, meskipun puasa Rajab tidak diwajibkan, banyak umat Islam yang melakukannya untuk memperoleh pahala berlipat.
Tidak ada ketentuan yang rinci dalam Al-Qur’an atau hadis mengenai hari tertentu untuk berpuasa di bulan Rajab. Namun, menurut ulama, puasa Rajab dapat dilakukan pada hari-hari utama berpuasa, seperti yang dijelaskan oleh Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulumiddin. Imam Al-Ghazali menyarankan untuk berpuasa pada awal, pertengahan, dan akhir bulan, serta pada hari-hari utama dalam seminggu, seperti Senin, Kamis, dan Jumat.
Meskipun demikian, para ulama juga memakruhkan puasa Rajab sebulan penuh. Hal ini bertujuan agar puasa Rajab tidak menyerupai puasa Ramadhan, yang merupakan ibadah wajib bagi umat Islam. Dengan berpuasa di bulan Rajab, umat Islam tidak hanya mendapatkan pahala yang besar, tetapi juga kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, terlebih lagi dengan berpuasa pada hari-hari utama yang penuh berkah.(lptn6)
(christie)