BITVONLINE.COM -Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia bersiap untuk mengumumkan data Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan Juni 2024 pada Senin mendatang. Proyeksi dari 10 institusi yang dikonsultasikan oleh Indonesia menunjukkan bahwa inflasi diperkirakan akan kembali muncul setelah tercatat deflasi pada bulan Mei 2024.
Menurut konsensus pasar, inflasi bulan ini diperkirakan mencapai 0,07% dibandingkan bulan sebelumnya. Meskipun angka ini tergolong rendah, tetapi cukup mengindikasikan perubahan arah dari deflasi sebelumnya. Secara tahunan, inflasi diproyeksikan melandai menjadi 2,74%, sedikit lebih rendah dari 2,84% yang tercatat pada tahun sebelumnya.
Kenaikan inflasi bulan Juni 2024 didorong oleh beberapa faktor utama, di antaranya adalah kenaikan biaya sekolah anak dan lonjakan harga cabai. Menurut Kepala Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro, harga cabai rawit merah menjadi salah satu penyumbang signifikan terhadap inflasi bulan ini, meskipun beberapa komoditas pangan lain seperti beras, bawang merah, daging, dan ayam tetap mengalami deflasi.
“Anda bisa melihat bahwa harga cabai rawit merah naik 6,8% menjadi Rp 56.107 per kg pada Juni 2024,” jelas Andry Sementara itu, harga beras mengalami penurunan sebesar 0,5% menjadi Rp 15.335 per kg dalam periode yang sama.
Secara historis, bulan Juni sering kali menjadi bulan dengan inflasi yang cenderung tinggi di Indonesia, terutama sehubungan dengan persiapan ajaran baru di sekolah-sekolah. Dalam lima tahun terakhir, inflasi pada bulan ini mencatatkan rata-rata kenaikan sebesar 0,26% dibandingkan bulan sebelumnya.
Data dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN) memberikan gambaran lebih lanjut tentang dinamika harga komoditas pangan di pasar domestik, yang menjadi faktor penting dalam membentuk IHK.
(N/014)