MEDAN -Beras tak hanya menjadi makanan pokok masyarakat Indonesia, tapi juga pernah menjadi awal kesuksesan seorang pengusaha legendaris, T.D. Pardede, yang dikenal luas sebagai "Raja Tekstil" dan "Raja Uang" pada era 1980-an.
Pria kelahiran 16 Oktober 1926 ini telah menekuni dunia dagang sejak usia 7 tahun dengan menjual kelereng di pasar. Tak berhenti di situ, remaja asal Tapanuli itu juga sempat menjadi pedagang gula, hingga berhasil menguasai pasar gula di wilayahnya di usia belasan tahun.
Dagang Beras Demi Perjuangan
Setelah kemerdekaan Indonesia pada 1945, T.D. Pardede memutuskan untuk berjualan beras. Namun, bukan semata untuk keuntungan pribadi. Dalam otobiografinya yang berjudul Wajah Seorang Pejuang Wiraswasta (1981), ia menulis bahwa keuntungan dari beras digunakan untuk mendukung perjuangan kemerdekaan.
"Keuntungan dari tiap kilo beras hanya setengah sampai satu sen. Sisanya saya gunakan sebagai modal dan bantuan logistik bagi para pejuang," tulisnya.
Pardede berperan penting dalam mengamankan distribusi logistik pangan untuk para pejuang gerilya. Ia menjadi jembatan antara rakyat desa dan pasukan kemerdekaan, menjamin jalur logistik tetap berjalan meski dalam kondisi perang.
Awal Mula Kekayaan dari Kaus Singlet
Melihat banyak masyarakat miskin pasca kemerdekaan, Pardede terdorong untuk melakukan lebih. Pada tahun 1949, ia mendirikan industri kaus singlet. Bisnis itu berkembang pesat, merambah ke produksi pakaian, baju, hingga selimut.