JAKARTA – Kisah menegangkan datang dari seorang siswi SMK asal Kota Semarang, Naomi Daviola Setyanie, atau akrab disapa Vio (17). Vio terpaksa bertahan hidup selama tiga hari setelah tersesat saat mendaki Gunung Slamet. Dalam kondisi terjebak, Vio hanya mengandalkan bekal roti yang dibawanya.
Vio memulai petualangannya dengan mengikuti open trip pendakian yang diiklankan di media sosial. Sayangnya, perjalanan yang diharapkannya berakhir menyenangkan justru membawa malang. Ia tersesat dan terpisah dari rombongan, sehingga harus menghadapi tantangan berat sendirian di alam terbuka.
Tim SAR Bambangan, yang terlibat dalam proses pencarian, menemukan Vio dalam keadaan lemas tetapi selamat. Sumarudin, salah satu anggota tim SAR yang menjumpai Vio pertama kali, menceritakan betapa Vio mampu bertahan hidup meski dalam keadaan sulit. “Dia bilangnya masih ada roti tiga yang dia simpan dengan baik. Dengan bekal roti itu, dia bisa bertahan,” kata Sumarudin.
Menurutnya, Vio membawa satu bungkus roti, yang ia bagi untuk dimakan selama tiga hari. “Hari pertama dimakan setengah bungkus, dan sampai hari terakhir, ia menghabiskan setengah bungkus sisanya,” jelasnya. Untuk memenuhi kebutuhan hidrasi, Vio mencari air di sungai yang mengalir di jalur pendakian. “Alhamdulillah, air di Gunung Slamet insyaallah aman,” tambahnya.
Pengalaman ini menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya persiapan sebelum mendaki gunung. Vio, yang kini sudah kembali ke rumah dan dalam keadaan sehat, berharap kisahnya dapat menjadi pengingat bagi para pendaki lainnya untuk lebih berhati-hati dan mempersiapkan diri dengan baik.
“Setiap pendaki harus memahami jalur yang akan dilalui dan mempersiapkan bekal serta alat komunikasi yang memadai. Kejadian seperti ini bisa dihindari jika kita lebih siap,” ungkap Vio setelah peristiwa tersebut.
Kepala SAR setempat, saat dihubungi, mengimbau para pendaki untuk tidak hanya berfokus pada tujuan, tetapi juga mempertimbangkan keselamatan dan persiapan. “Kami mengingatkan semua pendaki untuk selalu melaporkan rencana pendakian dan membawa peralatan yang diperlukan, termasuk peta dan alat komunikasi,” ujar kepala SAR tersebut.
Dengan selesainya pencarian ini, Vio kini berencana untuk lebih mendalami kegiatan outdoor dengan lebih bijak dan aman. “Saya akan lebih berhati-hati ke depannya. Mungkin saya akan belajar tentang navigasi dan survival skills,” tutupnya dengan semangat baru.
Peristiwa ini bukan hanya mengingatkan kita tentang risiko yang dihadapi di alam liar, tetapi juga tentang daya juang dan ketahanan seorang remaja yang berusaha bertahan hidup dalam situasi sulit. Vio berhasil menunjukkan bahwa dengan tekad dan keberanian, kita bisa menghadapi tantangan apa pun.
(N/014)