MEDAN — Google tengah mendapat sorotan publik setelah muncul laporan dari Korea Selatan yang menyebut model kecerdasan buatan terbarunya, Gemini 3 Pro, dapat ditembus dalam uji keamanan.
Klaim itu datang dari Aim Intelligence, sebuah perusahaan keamanan AI yang disebut berhasil membuat model tersebut memberikan jawaban terkait pembuatan ancaman biologis dan senjata rakitan, kategori informasi yang seharusnya tidak bisa diakses di bawah protokol keamanan tingkat tinggi.
Menurut laporan Maeil Business Newspaper, Aim Intelligence melakukan pengujian dalam lingkungan terkendali dan menyatakan bahwa Gemini 3 Pro memberikan respons yang tidak hanya berbahaya, tetapi juga spesifik.
Baca Juga: UMKM Sumatera Bangkit Pascabencana! Pemerintah Siapkan Skema Pemulihan, Bank Sumut Tunggu Aturan OJK Lebih jauh, model tersebut bahkan diklaim menghasilkan presentasi berjudul "Excused Stupid Gemini 3," yang digambarkan sebagai output aneh yang muncul setelah serangkaian prompt tambahan.
Namun, hingga kini tidak ada satu pun bukti teknis yang dipublikasikan kepada publik. Aim Intelligence tidak membagikan prompt, metode, cuplikan output, maupun dokumentasi eksperimen.
Hal ini membuat klaim tersebut belum dapat diverifikasi, dan masih berada di ranah pernyataan sepihak.
Meski demikian, laporan itu menyasar titik sensitif dalam perdebatan seputar keamanan AI: semakin kuat kemampuan model generatif, semakin kompleks pula memastikan sistem tetap berjalan dalam batas aman.
Beberapa bulan terakhir, sejumlah insiden memperlihatkan bagaimana model-model besar dapat tergelincir ketika pertanyaan berbahaya dikemas dalam bentuk tak biasa, dari puisi, dialog fiksi, hingga teka-teki yang memanipulasi konteks.
Di sisi lain, Google memasarkan Gemini 3 Pro sebagai salah satu model paling canggih dan aman dalam portofolionya.
Fokus perusahaan pada keamanan disebut lebih kuat dibanding generasi sebelumnya. Karena itu, laporan dari Korea Selatan ini menambah tekanan baru bagi raksasa teknologi tersebut.
Publik kini menunggu dua hal: klarifikasi resmi dari Google serta transparansi dari pihak Aim Intelligence.
Tanpa verifikasi independen, klaim ini tetap kabur. Namun tanpa penjelasan terbuka, kekhawatiran publik dapat berkembang lebih cepat daripada inovasi yang dirilis.