Potensi 5G untuk Mengatasi Keterbatasan Internet di Daerah Terpencil Indonesia

Raman Krisna - Selasa, 25 November 2025 16:24 WIB
Ilustrasi. (Foto: AI/ BITV)

JAKARTA- Teknologi 5G, jaringan nirkabel generasi ke-5, menawarkan kecepatan data hingga 10 Gbps, latensi di bawah 1 milidetik, dan kemampuan mendukung satu juta perangkat per kilometer persegi.

Namun, di Indonesia, teknologi ini belum dimanfaatkan secara maksimal, terutama di daerah terpencil dengan tantangan geografis dan infrastruktur yang kompleks.

Dalam kajian ilmiah berjudul Analisis Dampak Implementasi Teknologi 5G terhadap Infrastruktur Jaringan di Indonesia (Budi Mulyono dkk., Jurnal Minfo Polgan: 2024), dijelaskan bahwa 5G memanfaatkan gelombang milimeter (mmWave) untuk meningkatkan kapasitas dan kecepatan jaringan.

Baca Juga: Menteri Meutya Hafid Sebut 2.333 Desa Belum Terhubung Internet, Dorong Kolaborasi Percepatan Digitalisasi

Sayangnya, frekuensi tinggi yang digunakan membuat jangkauan sinyal lebih pendek dan mudah terhalang oleh gedung, pohon, atau gunung, kendala signifikan bagi daerah terpencil.

Selain hambatan fisik, infrastruktur energi juga menjadi tantangan utama.

Banyak wilayah terpencil masih kesulitan akses listrik yang stabil, sehingga pengembangan jaringan 5G membutuhkan investasi besar untuk solusi energi.

Meski demikian, sejumlah strategi bisa ditempuh untuk memperluas akses 5G di daerah terpencil:

Pembangunan Infrastruktur BertahapSmall cells, antena pintar, dan fiber optik dapat dibangun secara bertahap untuk mendukung jaringan 5G tanpa mengganggu ekosistem lokal.

Pemilihan Frekuensi TepatSpektrum rendah dapat digunakan untuk meningkatkan jangkauan di wilayah dengan hambatan fisik tinggi.

Pemanfaatan Energi Baru TerbarukanPanel surya atau tenaga angin dapat menyediakan pasokan energi mandiri untuk mendukung operasional jaringan.

Potensi 5G di daerah terpencil bukan sekadar soal kecepatan internet, tetapi juga pemberdayaan digital masyarakat, mendorong pendidikan daring, telemedicine, dan ekonomi digital.

Pengembangan ini memerlukan kolaborasi pemerintah, operator telekomunikasi, dan komunitas lokal agar pemanfaatannya tepat sasaran.


Editor
: Adelia Syafitri

Tag:

Berita Terkait

Sains & Teknologi

Menteri Meutya Hafid Sebut 2.333 Desa Belum Terhubung Internet, Dorong Kolaborasi Percepatan Digitalisasi

Sains & Teknologi

Hilirisasi Digital, Menkominfo Bicara Masa Depan Indonesia di Era Prabowo