JAKARTA – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, memberikan ultimatum keras kepada para menterinya menjelang setahun pemerintahannya.
Dalam sebuah pidato orasi ilmiah di Sidang Senat Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI), Prabowo menegaskan bahwa para menteri yang tidak mampu memenuhi ekspektasi akan diganti setelah tiga kali peringatan.
Ultimatum ini menunjukkan tekad Prabowo untuk memastikan setiap anggota kabinetnya bekerja sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
Baca Juga: Cerita Presiden Prabowo Nyaris Disogok USD 1 Miliar! "Anak buah saya hebat-hebat ya. Kalau ada satu dua nakal, saya peringati ya kan?" ungkap Prabowo dalam kesempatan tersebut.
Ia melanjutkan, "Satu kali peringatan masih nakal, dua kali peringatan, tiga kali, apa boleh buat reshuffle."
Presiden juga menegaskan bahwa ia tidak akan ragu untuk menghadapi pihak-pihak yang terbukti melakukan penyalahgunaan kekuasaan atau korupsi.
"Saya tidak ragu-ragu, saya akan hadapi koruptor, maling, saya hadapi bersama Saudara-saudara. Saya yakin, saya yakin rakyat Indonesia di belakang saya," tegasnya.
Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Muhamad Sarmuji, menilai peringatan yang disampaikan Prabowo merupakan langkah positif untuk menjaga kinerja pemerintahan.
Menurutnya, peringatan tersebut bukan hanya menilai perilaku individu menteri, tetapi lebih kepada pencapaian target yang harus diraih setiap kementerian.
"Itu bagus. Tegas, tapi memberi kesempatan untuk berbenah. Presiden berorientasi pada target setiap kementerian. Bukan hanya soal perilaku, tapi soal kinerja yang harus dicapai," kata Sarmuji saat diwawancarai wartawan, Minggu (19/10/2025).
Sarmuji juga menyerahkan sepenuhnya keputusan reshuffle kabinet kepada Presiden Prabowo, menyatakan bahwa penggantian menteri dapat dilakukan kapan saja sesuai dengan kebutuhan pemerintah.
"Kalau reshuffle ya itu wewenang beliau. Tanpa peringatan juga bisa di-reshuffle kalau presiden merasa perlu, apalagi yang sudah diingatkan berkali-kali," ujarnya.