JAKARTA – Video keributan antara anggota DPR RI Fraksi PDIP, Deddy Sitorus, dan Ketua Umum Relawan Prabowo Mania, Immanuel Ebenezer (Noel), menjadi viral di media sosial. Momen ini terjadi di belakang panggung setelah keduanya terlibat dalam perdebatan panas di salah satu acara stasiun televisi swasta.
Video keributan ini menyita perhatian publik setelah banyak beredar di platform seperti TikTok dan diunggah ulang di berbagai media daring. Momen yang menampilkan keduanya hampir baku hantam, dengan teriakan dan sikap agresif, memancing beragam spekulasi dari masyarakat.
Dalam klarifikasinya, Deddy Sitorus menyayangkan tersebarnya video tersebut dan menyebut bahwa Noel yang pertama kali menghampirinya di belakang panggung. Deddy menegaskan bahwa dia sudah meminta agar momen tersebut tidak disiarkan karena dianggap tidak pantas, namun sayangnya video tersebut tetap diunggah.
“Saya protes karena saya sudah minta ke mereka yang off air jangan disiarkan karena itu tidak pantas dan mereka sudah oke. Ternyata mereka sendiri yang upload,” ungkap Deddy.
Sementara itu, Noel merasa tidak terima dengan pernyataan Deddy yang menyebut pemilu kali ini sebagai hasil kecurangan. Noel mengaku marah ketika Deddy tidak mau berdiskusi tentang substansi demokrasi secara baik.
“Itu kan sebetulnya ada pernyataan dia yang pertama dia kesankan seakan-akan bahwa pemilu ini hasil dari kecurangan,” kata Noel.
Namun, Noel membantah tudingan bahwa dia yang memulai keributan di belakang panggung. Dia mengklaim hanya ingin meminta klarifikasi atas pernyataan Deddy yang menuduhnya curang dalam pemilu.
“Kan kita nyamperin itu nanya mau klarifikasinya mana buktinya saya nyebarin amplop. Kemudian dia reaksioner mau ngamuk. Kan nggak, saya biasa aja. Saya mau nanya, ‘eh maksudmu apa?’,” papar Noel.
Kisruh ini memperlihatkan betapa tegangnya suasana politik di Indonesia pasca-pemilu, di mana ketegangan antarbelah pihak masih sangat terasa. Publik menantikan respons lebih lanjut dari pihak terkait terkait kejadian ini serta dampaknya terhadap dinamika politik di Tanah Air.
(K/09)