TAPANULI TENGAH, SUMATER UTARA – Bencana banjir bandang yang melanda Kabupaten Tapanuli Tengah dan Tapanuli Selatan pada akhir November 2025 meninggalkan jejak kehancuran yang luar biasa.
Ribuan kubik kayu terbawa arus Sungai Sosopan, anak Sungai Garoga, hingga menimbulkan lautan kayu yang meluluhlantakkan Desa Sibiobio, Kecamatan Sibabangun, Selasa (25/10/2025).
Kepala Desa Sibiobio, Damianus, merekam arus deras yang membawa potongan kayu dari hulu Sungai Sosopan.
Baca Juga: Gotong Royong Warga dan BPBD, Jalan di Tukka Tapanuli Tengah Kembali Bisa Dilalui "42 rumah warga hanyut tersapu kayu, 11 orang hilang, dan 4 sudah ditemukan meninggal dunia," ujarnya.
Sungai Sosopan, yang bermula dari Gunung Ulu Ala di Tapanuli Selatan, bertemu dengan Sungai Paronggangan dan Sungai Sibuntuon sebelum mengalir ke Desa Anggoli dan Desa Garoga.
Damianus menjelaskan bahwa kayu yang hanyut sebagian besar berasal dari ekosistem Batang Toru, kawasan hutan lindung yang berada di hulu sungai.
"Potongan kayu ini bukan dari kebun bukaan PT TBS, karena jaraknya sangat jauh dari Desa Sibiobio," tambah Damianus.
Kepala Desa Muara Sibuntuon menekankan, arus dari Sungai Sosopan jelas menuju Sungai Garoga sehingga membentuk fenomena lautan kayu di hilir.
Bencana ekologis ini menunjukkan kerentanan wilayah terhadap longsor dan banjir bandang akibat kombinasi curah hujan tinggi dan kondisi hutan di hulu yang mudah tererosi.
Petugas lokal dan warga saat ini fokus pada evakuasi korban hilang serta upaya membersihkan aliran sungai agar tidak menimbulkan risiko baru bagi permukiman di hilir.*
(dh)