MEDAN — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah korban meninggal dunia akibat banjir bandang dan tanah longsor di tiga provinsi di Sumatera telah menembus angka 1.000 jiwa.
Bencana tersebut melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan.
Berdasarkan data Dashboard Penanganan Darurat Banjir dan Longsor Sumatera 2025 yang dirilis Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB (Pusdatin BNPB), jumlah korban meninggal dunia mencapai 1.005 orang.
Baca Juga: Prabowo: Pemulihan Listrik di Lokasi Bencana Butuh Waktu, Jangan Terlalu Berharap Cepat "Rekapitulasi terdampak bencana, meninggal dunia 1.005 jiwa. Data terakhir diperbarui pada 13 Desember 2025," demikian tertulis dalam data Pusdatin BNPB yang dipantau bitvonline.com, Sabtu, 13 Desember 2025.
Dari sebaran wilayah, korban meninggal terbanyak tercatat di Kabupaten Agam, Provinsi Aceh, dengan jumlah mencapai 184 jiwa.
Selain itu, BNPB juga mencatat 217 orang masih dinyatakan hilang dan 5.400 warga mengalami luka-luka.
Bencana banjir bandang dan longsor tersebut turut menyebabkan kerusakan besar pada fasilitas umum.
Data BNPB mencatat sebanyak 1.200 fasilitas umum rusak, terdiri atas 581 fasilitas pendidikan, 434 rumah ibadah, 219 fasilitas kesehatan, 290 kantor pemerintahan, serta 145 jembatan.
Presiden Prabowo Subianto sebelumnya telah meninjau sejumlah wilayah terdampak bencana di Aceh, antara lain Aceh Tamiang, Takengon, dan Bener Meriah, pada Jumat, 12 Desember 2025.
Dalam kunjungan itu, Prabowo menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat jika penanganan bencana belum sepenuhnya optimal.
"Saya minta maaf kalau masih ada yang belum tertangani. Kita sedang bekerja keras. Kondisi di lapangan sangat sulit, tapi kita atasi bersama-sama," kata Prabowo.
Prabowo juga menegaskan pemerintah akan mengawal proses pemulihan pascabencana, termasuk memastikan anak-anak terdampak dapat segera kembali bersekolah.