BANDA ACEH – Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Mashudi, melakukan kunjungan ke tujuh Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) dan Rumah Tahanan Negara (Rutan) di Aceh pasca terjadinya bencana banjir, Minggu (7/12/2025).
Mashudi mengatakan dampak kerusakan di tiap lokasi bervariasi, mulai dari ringan hingga berat.
"Lapas Kuala Simpang terlihat paling parah. Banjir air dan lumpur masih menggenangi sehingga kegiatan perkantoran masih lumpuh," ujar Mashudi.
Baca Juga: KLH: Kayu di Sungai Garoga Tapanuli Utara Bukan Semata Pohon Tumbang, Ada Faktor Manusia Selain Lapas Kuala Simpang, Mashudi juga meninjau Lapas Perempuan Sigli, Lapas Lhoksemawe, Lapas Lhoksukon, Lapas Langsa, Lapas Narkotika Langsa, dan Lapas Singkil.
Beberapa Lapas masih sulit diakses karena akses jembatan dan jalan menuju lokasi terputus akibat banjir.
Kunjungan ini bertujuan untuk memastikan pemulihan operasional Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemasyarakatan, termasuk Lapas, Rutan, Balai Pemasyarakatan (Bapas), dan Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) tetap berjalan optimal, sekaligus mencegah risiko lanjutan.
Mashudi menekankan pentingnya keselamatan petugas dan warga binaan serta kelancaran operasional layanan.
Dalam kunjungannya, Mashudi mengidentifikasi sejumlah kebutuhan mendesak, antara lain genset, lampu emergency, perlengkapan makan dan minum, pompa air, senter, serta steamer.
Dengan pemantauan langsung di lapangan, tindak lanjut pemulihan dapat dilakukan secara cepat dan tepat.
"Peninjauan ini penting agar kita bisa segera mengambil langkah konkret untuk memulihkan layanan dan menyiapkan mitigasi lanjutan bagi seluruh UPT Pemasyarakatan yang terdampak," jelas Mashudi.*
(vo/ad)