PIDIE – Di tengah darurat banjir yang melanda Aceh, kisah seorang dosen muda dari STIKes Medika Nurul Islam (MNI) Pidie menarik perhatian Kapolda Aceh, Irjen Pol. Drs. Marzuki Ali Basyah.
Salbiah (28) menceritakan kegelisahannya karena belum dapat menghubungi kedua orangtuanya yang tinggal di Idi, Kabupaten Aceh Timur.
Baca Juga: Kapolri Turun Tangan, Kirim 3,5 Ton Bantuan Darurat untuk Korban Banjir dan Longsor di Tapanuli Utara Akses jalan terputus, listrik padam, dan jaringan komunikasi lumpuh akibat banjir membuat Salbiah kehilangan kabar selama beberapa hari.
"Kami terakhir berkomunikasi Rabu, 26 November pukul 10.00 WIB. Sejak itu, saya belum tahu kabar orangtua saya. Saya sangat khawatir," ungkap Salbiah dengan mata berkaca-kaca, ketika bertemu Kapolda Aceh di sebuah warung kopi sebelum perjalanan ke lokasi terdampak bencana di Kabupaten Pidie dan Pidie Jaya, Sabtu (29/11/2025).
Mendengar cerita tersebut, Kapolda Aceh menenangkan Salbiah.
Ia menjelaskan bahwa hampir seluruh wilayah terdampak bencana menghadapi kendala serupa, namun pihaknya terus bekerja keras untuk membuka akses dan memastikan keselamatan warga.
"Cerita Salbiah hanyalah satu dari banyak kisah pilu masyarakat yang berjuang menghadapi bencana. Kami akan segera berkoordinasi dengan jajaran di Aceh Timur untuk mendapatkan informasi terkini dari kawasan Idi," kata Marzuki Ali Basyah.
Polda Aceh, bersama TNI, BPBD, SAR, dan instansi terkait, terus mengerahkan semua personel serta peralatan SAR untuk membuka wilayah yang terisolasi, mengevakuasi korban, dan menyalurkan logistik.
Kapolda juga meminta masyarakat bersabar dan mendoakan agar upaya penanggulangan bencana berjalan cepat dan optimal.
"Mohon doanya agar segala proses penanggulangan ini berjalan cepat dan optimal. Kami berkomitmen membantu masyarakat terdampak sebaik mungkin," tutup Kapolda Aceh.*