ACEH TENGAH – Banjir dan longsor yang melanda Kabupaten Aceh Tengah menelan 16 korban jiwa dan memaksa lebih dari 6.104 Kepala Keluarga (KK) mengungsi.
Bencana ini juga merusak 1.938 rumah dan membuat 14 kecamatan terdampak, dengan sembilan di antaranya kini berstatus terisolir.
Bupati Aceh Tengah, Haili Yoga, menjelaskan kondisi wilayah saat ini sangat kritis.
Baca Juga: Wakil Ketua DPRK dan Pejabat Aceh Tengah Tinjau Lokasi Banjir, Pemerintah Tetapkan Status Darurat Sebanyak lima ruas jalan nasional terputus, puluhan jalan menuju kecamatan dan desa tidak dapat dilalui, serta 18 jembatan mengalami kerusakan total, yang melumpuhkan mobilitas warga.
Akses listrik, air bersih, telekomunikasi, dan internet juga terputus di seluruh kecamatan terdampak.
"Yang paling mengkhawatirkan, satu-satunya akses menuju Rumah Sakit Umum Datu Beru putus total, sehingga penanganan medis darurat terhambat," kata Haili, Jumat (28/11/2025).
Haili menambahkan bahwa hingga lima hari pasca-bencana, belum ada bantuan dari pemerintah provinsi maupun pusat karena semua akses darat terputus.
Kondisi ini membuat Kabupaten Aceh Tengah benar-benar bergantung pada jalur udara untuk penyaluran logistik.
Bantuan yang sangat dibutuhkan meliputi makanan, obat-obatan, tenda pengungsian, serta alat berat untuk membuka jalan yang tertimbun longsor.
Pemerintah daerah berharap BNPB segera menetapkan status tanggap darurat nasional dan mengirimkan bantuan melalui udara agar korban dan kerugian tidak bertambah.*
(k/dh)