BANYUWANGI– Tim SAR gabungan melanjutkan pencarian terhadap 30 penumpang dan awak KMP Tunu Pratama Jaya yang masih dinyatakan hilang pasca kapal tenggelam di Selat Bali, Rabu malam (2/7/2025).
Pencarian hari kedua ini, Jumat (4/7), difokuskan pada operasi laut dengan mengerahkan armada berskala besar akibat tingginya gelombang di perairan selatan Bali.
Kepala Kantor SAR Surabaya, Nanang Sigit, menyebut pencarian difokuskan pada area yang diprediksi sebagai lokasi terakhir kapal terlihat sebelum tenggelam.
"Kami memprioritaskan penggunaan alut laut berskala besar karena gelombang tinggi. Kapal kecil sementara ditarik," ujarnya di Jakarta.
Deputi Operasi dan Siaga Basarnas, Ribut Eko S, menambahkan pencarian hari kedua diperkuat dengan kehadiran sejumlah kapal perang dan helikopter dari berbagai institusi.
Beberapa di antaranya adalah KRI Teluk Ende, KRI Tongkol, Heli Baharkam, serta helikopter dari pihak swasta.
Sebelumnya, pada Kamis (3/7), pencarian dilakukan dari udara menggunakan Heli Rescue HR 3606, Pesud P-8304, dan Heli milik Polri, termasuk bantuan thermal drone untuk memperluas area pantauan.
Sementara itu, dari laut, pencarian melibatkan armada gabungan seperti KN SAR Permadi, KN SAR Arjuna, RBB Basarnas Banyuwangi, hingga sejumlah speedboat Polair, KPLP, dan BPBD.
KMP Tunu Pratama Jaya diketahui berangkat dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali pada pukul 22.56 WIB, Rabu malam (2/7).
Namun sekitar pukul 23.35 WIB, kapal dilaporkan tenggelam. Posisi terakhir tercatat di koordinat 8° 9'32.35"S 114°25'6.38"E.
Hingga Kamis (3/7) petang, dari total 65 penumpang dan awak kapal, sebanyak 35 orang ditemukan, terdiri dari 29 korban selamat dan 6 meninggal dunia.
Korban Selamat (29 orang):