JAKARTA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengalokasikan dana sekitar Rp 4 miliar untuk melakukan rekayasa cuaca hingga akhir tahun 2024. Langkah ini diambil untuk mengantisipasi dan meminimalkan dampak dari hujan ekstrem yang berpotensi terjadi, terutama saat musim hujan yang diperkirakan berlangsung hingga Januari 2025.
Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Teguh Setyabudi, mengungkapkan bahwa anggaran tersebut sudah disiapkan dan dapat dioptimalkan sesuai dengan kebutuhan yang ada di lapangan. “Anggarannya yang tersedia di BPBD saat ini kurang lebih sekitar Rp 4 miliar. Ini nanti kami akan optimalkan sesuai dengan kebutuhan,” ujar Teguh Setyabudi dalam keterangannya, Senin (9/12/2024), di Balai Kota Jakarta.
Selain dana yang dialokasikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Pemprov Jakarta juga menyiapkan dana tambahan menggunakan anggaran biaya tak terduga (BTT) yang akan digunakan jika situasi memerlukan penanganan lebih lanjut. Pemprov Jakarta menegaskan bahwa penggunaan dana BTT ini memerlukan status darurat dari pemerintah.”Jika anggarannya belum tersedia di BPBD, kami menggunakan anggaran BTT. Tapi untuk itu, kami juga harus mengeluarkan status kondisi darurat,” lanjut Teguh.Dalam rangka memitigasi dampak hujan ekstrem yang berpotensi terjadi, Pemprov Jakarta juga melaksanakan operasi modifikasi cuaca (OMC) yang dimulai pada 7 Desember dan berlangsung hingga 9 Desember 2024. Dalam operasi ini, sebanyak 3,2 ton garam (NaCl) telah disebarkan ke atmosfer dengan tujuan untuk mengurangi intensitas hujan dan mempercepat proses pengendapan awan. Kepala Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kebencanaan BPBD Provinsi Jakarta, Mohamad Yohan, menyatakan bahwa OMC bertujuan mengurangi intensitas hujan di Jakarta serta mempercepat proses pengendapan hujan di wilayah luar Jakarta.
“Pada hari kedua pelaksanaan OMC, penyemaian awan dilakukan sebanyak empat kali sepanjang hari Minggu kemarin, dengan total 3.200 kilogram bahan semai berbasis garam,” jelas Yohan dalam keterangan persnya.Hasil sementara dari operasi ini menunjukkan adanya penurunan intensitas hujan di beberapa wilayah yang sebelumnya diprediksi akan mengalami hujan dengan curah tinggi. Selain operasi modifikasi cuaca, Pemprov Jakarta juga menyiagakan pompa air, menyiapkan logistik darurat, dan memastikan kesiapan posko pengungsian untuk menghadapi kemungkinan terburuk.Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berharap upaya ini dapat mengurangi dampak bencana banjir yang sering melanda kota ini saat musim hujan tiba. Pemprov juga mengimbau agar seluruh warga Jakarta tetap waspada terhadap perubahan cuaca yang cepat dan melaporkan kondisi cuaca buruk yang terjadi di sekitar mereka.(JOHANSIRAIT)