PADANG -Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat, kembali menunjukkan aktivitas vulkanik yang signifikan.
Berdasarkan pengamatan terbaru dari Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), letusan Gunung Marapi diperkirakan disebabkan oleh aktivitas buka-tutup ventilasi konduit di bagian dasar Kawah Verbeek.
Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid menjelaskan bahwa proses erupsi yang terjadi berkaitan dengan pengerasan lava akibat pendinginan, yang bisa dipercepat oleh infiltrasi air hujan.
Hal ini menyebabkan ventilasi konduit menutup, hingga akumulasi tekanan di dekat permukaan tidak terhindarkan.
Ketika tekanan melebihi batas kejenuhan, erupsi pun terjadi, dan ventilasi konduit kembali terbuka.
Proses ini akan terus berulang selama pasokan fluida atau magma dari kedalaman masih berlangsung.
Pada hari ini, 8 Maret 2025, pukul 10.41 WIB, Pos Gunung Api (PGA) Gunung Marapi mencatatkan letusan dengan amplitudo maksimum 30,4 milimeter dan durasi sekitar 55 detik.
Meskipun demikian, tinggi kolom abu tidak dapat teramati langsung karena tertutup oleh awan.
Dalam satu minggu terakhir, aktivitas Gunung Marapi semakin meningkat.
Teramati hembusan asap dari Kawah Verbeek yang mencapai ketinggian maksimum 200 meter di atas puncak.
Bahkan, tiga kali terjadi erupsi dengan tinggi kolom abu mencapai 1.200 meter di atas puncak.