JAKARTA -Bakal calon gubernur Jakarta dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Pramono Anung, memberikan tanggapan terkait program mobil curhat yang digagas oleh pesaingnya, Ridwan Kamil. Dalam komentar yang disampaikan di Masjid Agung Sunda Kelapa, Jakarta Pusat, Pramono menyampaikan pandangannya dengan nada bercanda, mengatakan bahwa ia lebih memilih untuk “curhat” kepada dirinya sendiri daripada memanfaatkan layanan mobil curhat yang direncanakan oleh Ridwan Kamil.
“Ya, saya, untuk diri sendiri, curhat sama diri sendiri saja,” ujar Pramono dengan senyum di wajahnya. Pernyataan ini menunjukkan sikap santai Pramono terhadap ide Ridwan Kamil, yang dikenal sebagai kandidat dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus dalam pemilihan kepala daerah Jakarta.
Pramono menjelaskan bahwa ia merasa Jakarta menghadapi masalah yang jauh lebih kompleks daripada sekadar kebutuhan untuk curhat, seperti kemacetan lalu lintas, polusi udara, banjir, dan masalah hunian yang tidak layak. Ia menekankan bahwa prioritas utamanya adalah menyelesaikan isu-isu mendasar yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari warga Jakarta.
Ridwan Kamil Tawarkan Aplikasi dan Mobil Curhat
Di sisi lain, Ridwan Kamil, yang juga dikenal sebagai mantan Gubernur Jawa Barat, telah mengusulkan program-program inovatif dalam kampanyenya untuk menjadi gubernur Jakarta. Salah satu ide utamanya adalah pembuatan aplikasi curhat yang dirancang untuk membantu masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan mental mereka.
Menurut Ridwan, aplikasi curhat ini akan menjadi solusi praktis bagi warga Jakarta yang kerap mengalami stres akibat kehidupan perkotaan yang sibuk. “Bentuknya seperti apa? Macem-macem. Ada aplikasi online, curhatnya cukup rebahan,” kata Ridwan saat ditemui di markas Tim Kemenangan Nasional (TKN) Pemilih Muda Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Menteng, Jakarta Pusat.
Program ini bertujuan untuk memberikan perhatian khusus terhadap kesehatan mental masyarakat Jakarta, dengan Ridwan Kamil meyakini bahwa langkah ini bisa mendukung kesejahteraan psikologis warga. Ia juga mengklaim bahwa program serupa telah sukses dijalankan di Bandung, dan ia berharap agar warga Jakarta tidak lagi melampiaskan kegelisahan mereka di media sosial jika program tersebut terealisasi.
Selain aplikasi curhat, Ridwan Kamil juga menawarkan program mobil curhat. Mobil yang akan didesain dengan warna pink atau merah muda ini akan dilengkapi dengan konselor dan psikiater yang siap memberikan layanan langsung kepada masyarakat yang mungkin tidak bisa menggunakan aplikasi atau memerlukan bantuan secara tatap muka.
“Yang mungkin tidak fasih menggunakan aplikasi, ingin ketemu, dan susah untuk jemput bola, datanglah yang namanya mobil curhat,” tambah Ridwan. Ia menyebutkan bahwa mobil curhat ini akan berkeliling Jakarta untuk memenuhi kebutuhan anak muda dan memastikan bahwa mereka merasa didukung secara emosional.
Ridwan Kamil berharap bahwa program-program ini akan membantu pemuda-pemudi Jakarta merasa lebih bahagia dan tidak merasa tertekan. “Negara hadir, infrastruktur besar disiapkan, kebahagiaan kecil buat gen Z juga kami siapkan,” ujarnya dengan semangat.
Dengan berbagai inisiatif yang ditawarkan, baik Pramono Anung maupun Ridwan Kamil menunjukkan pendekatan yang berbeda terhadap solusi masalah di Jakarta. Pramono Anung menekankan pada penyelesaian isu-isu dasar yang lebih mendasar, sementara Ridwan Kamil fokus pada dukungan kesehatan mental melalui teknologi dan layanan langsung. Pilihan di tangan warga Jakarta untuk menentukan calon yang paling sesuai dengan visi mereka untuk masa depan kota ini.
(N/014)