JAKARTA –Jelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta 2024, Bakal Calon Gubernur (Bacagub) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Pramono Anung, mengakui bahwa dirinya tidak sepopuler pesaingnya, Ridwan Kamil. Meskipun demikian, Pramono menegaskan bahwa kepemimpinan tidak hanya soal popularitas, melainkan tentang kemampuan mengambil keputusan dan menyelesaikan masalah.
Usai menunaikan Salat Jumat di Masjid Agung Sunda Kelapa, Jakarta Pusat, Pramono Anung berbicara kepada wartawan tentang pandangannya menjelang Pilgub. “Yang penting yang namanya pemimpin itu enggak perlu populer, kalau saya, pasti berani mutusin,” ujar Pramono dengan penuh keyakinan.
Dalam survei terbaru menjelang Pilgub, Ridwan Kamil berada di posisi tiga besar bersama Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Sementara itu, nama Pramono Anung tidak muncul dalam jajak pendapat tersebut. Hal ini menunjukkan tantangan besar yang dihadapi Pramono, terutama dalam hal visibilitas dan popularitas di antara pemilih Jakarta.
Namun, Pramono merasa yakin dengan strategi politiknya yang berfokus pada gagasan dan solusi nyata. Dia memilih untuk tidak terjebak dalam janji-janji bombastis yang sering dijumpai dalam kampanye politik. “Saya jelas tidak akan menyampaikan hal-hal yang bombastis. Apa yang ada di lapangan jika tugasnya gubernur untuk memutuskan, saya pasti akan putuskan,” ungkap Pramono.
Mengandalkan Pasangan dan Fokus pada Masalah Mendalam
Pramono juga mengandalkan pasangan calon wakil gubernur, Rano Karno, yang terkenal di kalangan warga Jakarta melalui perannya sebagai Bang Doel dalam sinetron legendaris “Si Doel Anak Sekolahan”. Meskipun Rano Karno memiliki daya tarik popularitas, Pramono menegaskan bahwa program-program konkret akan menjadi fokus utamanya.
“Masalah mendasar seperti hunian hingga transportasi sudah masuk dalam daftar problem yang akan diselesaikan. Kami akan fokus pada isu-isu nyata yang dihadapi Jakarta,” tambah Pramono. Dia menekankan pentingnya mengatasi permasalahan utama seperti hunian yang layak, kemacetan lalu lintas, serta pengelolaan transportasi publik yang efisien.
Dalam menghadapi tantangan pilkada ini, Pramono berkomitmen untuk menyajikan pendekatan yang realistis dan berbasis pada kebutuhan riil masyarakat Jakarta. Ia percaya bahwa dengan menekankan pada solusi yang pragmatis dan keputusan yang berani, ia dapat menghadapi tantangan dan meraih kepercayaan pemilih.
Tantangan dan Strategi dalam Pilkada
Dengan semakin dekatnya hari pemilihan, Pramono Anung dan tim kampanyenya akan terus melakukan upaya untuk memperkenalkan visi dan misi mereka kepada publik. Mereka berusaha keras untuk menjangkau pemilih yang mungkin belum sepenuhnya menyadari agenda dan program yang ditawarkan oleh pasangan Pramono-Rano.
Sementara Ridwan Kamil menawarkan program-program inovatif seperti aplikasi curhat dan mobil curhat untuk kesehatan mental masyarakat, Pramono Anung lebih memilih untuk menekankan pada penyelesaian masalah mendasar yang ada di Jakarta. Meskipun menghadapi tantangan dalam hal popularitas, Pramono tetap optimis bahwa pendekatannya yang berbasis pada gagasan konkret akan memberikan nilai tambah bagi Jakarta.
Sebagai penutup, Pramono Anung mengingatkan bahwa pemilihan pemimpin bukan hanya tentang siapa yang paling dikenal, tetapi juga tentang siapa yang mampu memberikan solusi dan membuat keputusan yang tepat untuk masa depan Jakarta.
Dengan semangat dan keyakinan tersebut, Pramono Anung dan Rano Karno berharap dapat memberikan alternatif yang solid bagi pemilih Jakarta dalam Pilkada mendatang.
(N/014)