JAKARTA — Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta, Ridwan Kamil, mengumumkan rencana ambisius untuk mengatasi kasus perundungan di sekolah melalui peluncuran aplikasi pengaduan khusus. Langkah ini merupakan bagian dari visinya untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih aman dan mendukung di ibu kota. Dalam acara yang berlangsung di Azalia Hall, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Ridwan Kamil menyampaikan rencananya untuk menerapkan kembali sistem yang terbukti sukses selama masa jabatannya sebagai Gubernur Jawa Barat.
Menurut Ridwan Kamil, aplikasi pengaduan kasus bullying yang akan dikembangkan di Jakarta merupakan perpanjangan dari program yang pernah diluncurkan di Jawa Barat. Program ini memungkinkan siswa, baik korban maupun saksi perundungan, untuk melaporkan insiden melalui aplikasi khusus yang dirancang untuk memproses aduan dengan cepat dan efisien.
“Ketika saya menjabat sebagai gubernur Jawa Barat, kami meluncurkan aplikasi yang memungkinkan laporan kasus bullying dari korban dan saksi. Program ini terbukti efektif, dan saya yakin kita bisa menerapkannya dengan sukses di Jakarta,” ujar Ridwan Kamil.
Aplikasi ini dirancang khusus untuk menangani laporan kasus bullying, sehingga tidak tercampur dengan jenis aduan lainnya. Setiap sekolah akan memiliki seorang guru yang ditunjuk sebagai operator atau Satgas Anti Bully. Guru ini akan bertanggung jawab menerima dan menindaklanjuti laporan yang masuk, dengan tujuan menyelesaikan setiap kasus dalam batas waktu yang telah ditentukan.
“Guru yang ditugaskan sebagai operator akan memonitor dan menangani laporan dalam aplikasi ini. Mereka memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan setiap kasus sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan,” tambah Ridwan.
Selain meluncurkan aplikasi pengaduan bullying, Ridwan Kamil juga memperkenalkan program “Sahabat Lansia” sebagai bagian dari upaya jangka panjang untuk menumbuhkan rasa kemanusiaan di kalangan generasi muda Jakarta. Program ini bertujuan untuk membangun hubungan antara siswa dengan lansia atau penyandang disabilitas, dan mengajarkan nilai-nilai empati serta kepedulian sosial.
“Program sekolah sahabat lansia akan menghubungkan anak-anak sekolah dengan lansia atau penyandang disabilitas. Mereka akan bertemu secara berkala, setidaknya sebulan sekali, sebagai bagian dari tugas sekolah. Ini bertujuan untuk menciptakan transfer nilai-nilai kehidupan dan menumbuhkan rasa empati di kalangan siswa,” jelas Ridwan.
Inisiatif ini diharapkan dapat mengembangkan generasi muda yang lebih peka dan berorientasi pada kemanusiaan, serta memperkuat ikatan sosial di masyarakat.
Ridwan Kamil memproyeksikan langkah-langkah konkret ini sebagai bagian dari visi besarnya untuk menjadikan Jakarta sebagai kota yang lebih aman dan manusiawi. Dengan peluncuran aplikasi pengaduan bullying dan program Sahabat Lansia, Ridwan Kamil berkomitmen untuk memberikan solusi inovatif dalam mengatasi masalah sosial dan pendidikan di ibu kota.
(K/09)