JAKARTA- Calon Gubernur Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung, baru-baru ini berbagi cerita mengenai perbincangannya dengan Habib Muksin saat ia sowan ke kediaman Anies Baswedan. Dalam kesempatan tersebut, Habib Muksin bertanya tentang apakah Monas bisa digunakan untuk kegiatan demo. Pramono, dengan tegas, menjawab bahwa Monas tidak boleh digunakan untuk aksi demo.
“Habib Muksin tanya, boleh nggak untuk demo? Nggak boleh, Habib. Nggak boleh. Kenapa nggak boleh? Kalau mau demo depan Balai Kota boleh, tapi kalau demo di Monas nggak,” ungkap Pramono, saat menghadiri ‘Silaturahmi Masyarakat Jakarta’ yang diselenggarakan oleh Forum Ulama Habaib (FOHUB) Jakarta, di Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (21/11/2024).
Perbincangan itu dilanjutkan dengan pertanyaan lain dari Habib Muksin, yang menanyakan apakah Monas bisa digunakan untuk kegiatan ibadah. Pramono menjawab, Monas sangat memungkinkan untuk digunakan dalam kegiatan ibadah, dengan catatan harus tetap menjaga keseimbangan dan keadilan bagi semua agama di Jakarta.
“Saya bilang, ‘Sangat boleh, Habib. Tetapi, saya juga harus adil bagi semua agama’. Walaupun saya tahu agama yang lain nggak mungkin pake di Monas untuk itu. Pasti agama Islam yang akan dominan,” jelas Pramono.
Dalam acara tersebut, Pramono juga menekankan pentingnya hubungan yang terbuka dan transparan antara ulama dan pemimpin. Ia menegaskan bahwa seorang pemimpin harus bisa menjalin kerja sama yang saling menguntungkan, tanpa memandang agama atau golongan. Pramono juga menyampaikan komitmennya untuk menjadi pemimpin yang tidak hanya beragama Islam, tetapi juga bisa menjaga keberagaman di Jakarta.
“Saya nggak perlu cerita detail, tetapi ini menjadi komitmen saya. Sebagai partnership itu harus terbuka apa adanya dan transparan. Bagi saya, sebenarnya saya tidak pengin hanya jadi gubernur yang beragama Islam,” tutupnya.
Dengan visi ini, Pramono berharap dapat membangun Jakarta menjadi kota yang inklusif dan dapat memberikan ruang bagi semua kelompok untuk berkembang dalam keberagaman.
(JOHANSIRAIT)