JAKARTA – Setelah sejumlah kejadian yang memicu kekacauan di depan kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jakarta Pusat, kelompok massa yang mengatasnamakan Gerakan Keadilan Rakyat akhirnya membubarkan diri. Mereka mengakhiri demonstrasi mereka setelah diberikan kesempatan untuk melakukan audiensi dengan pihak Bawaslu.
Koordinator aksi, Ronal Mulia Sitorus, menyampaikan hasil audiensi bersama perwakilan Bawaslu. Menurutnya, tuntutan dari massa aksi telah diterima oleh Bawaslu. Namun, Ronal juga mengungkapkan rasa kecewanya karena tidak ada satu pun perwakilan Bawaslu yang menemui massa aksi di luar kantor. Ronal mengungkapkan bahwa massa aksi menginginkan agar perwakilan Bawaslu keluar untuk berdialog langsung dengan mereka. Dia juga mencoba menjelaskan alasan mengapa perwakilan Bawaslu tidak menemui massa aksi di luar.
Sebelumnya, situasi di depan kantor Bawaslu sempat memanas ketika massa Gerakan Keadilan Rakyat terlibat dalam insiden saling dorong dengan petugas keamanan. Mereka bahkan mencoba untuk melompati beton barrier yang menghalangi akses ke kantor Bawaslu dan merusak kawat berduri yang terpasang di sekitar area tersebut. Upaya keras polisi berhasil meredam keadaan dan mencegah massa untuk memaksa masuk ke dalam kantor Bawaslu.
Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Susatyo, terus memberikan imbauan agar massa aksi tetap tenang dan tidak melakukan tindakan yang merugikan. Dia juga menyampaikan bahwa pihak kepolisian telah berupaya menyediakan tempat untuk massa aksi agar bisa menyampaikan aspirasi mereka dengan aman dan tertib.
Kejadian ini menjadi sorotan karena memunculkan pertanyaan mengenai peran Bawaslu dalam menanggapi aspirasi masyarakat serta mengenai penegakan keamanan dan ketertiban di sekitar area kantor Bawaslu. Meskipun situasinya sudah tenang setelah pembubaran massa, tetapi kekhawatiran akan potensi bentrokan atau gangguan keamanan di kemudian hari masih memunculkan kekhawatiran.
(A/08)