JAKARTA –Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman, menyampaikan rasa haru dan kekagumannya terhadap pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang disampaikan dalam Sidang Tahunan MPR/DPR/DPD 2024. Habiburokhman menilai pidato tersebut mencerminkan sikap negarawan sejati yang patut diapresiasi.
Dalam pidatonya, Presiden Jokowi secara terbuka menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh rakyat Indonesia, mengakui keterbatasan dirinya selama dua periode masa jabatannya. Pidato tersebut dilaksanakan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, pada Kamis (17/8/2024), dan menarik perhatian banyak pihak termasuk Habiburokhman.
“Pidato Pak Jokowi, tadi saya cukup terharu. Beliau menyampaikan permohonan maaf kepada kita semua, kepada bangsa Indonesia,” ujar Habiburokhman saat ditemui di kompleks parlemen. Menurutnya, sikap Jokowi dalam pidato tersebut menunjukkan kualitas kepemimpinan yang tinggi dan komitmen terhadap tanggung jawabnya sebagai Presiden.
Habiburokhman menjelaskan bahwa selama sepuluh tahun menjabat, Jokowi telah berusaha keras melakukan yang terbaik untuk negara, meskipun ia menyadari masih ada banyak harapan dan tuntutan yang belum sepenuhnya terpenuhi. “Itulah sikap negarawan sejati yang sangat kami apresiasi dari sikap Jokowi tadi,” sebutnya, menambahkan bahwa pengakuan dan permohonan maaf Jokowi adalah tanda dari kepemimpinan yang benar-benar memperhatikan aspirasi rakyat.
Dalam pidatonya, Jokowi mengungkapkan rasa syukurnya atas dukungan dan kerja keras seluruh pihak selama masa jabatannya. Presiden Jokowi juga menyatakan bahwa sepuluh tahun bukanlah waktu yang cukup panjang untuk mengurai semua permasalahan bangsa, dan ia menyadari bahwa sebagai pribadi, ia jauh dari kata sempurna. “Saudara-saudara sebangsa dan setanah air, sepuluh tahun bukanlah waktu yang cukup panjang untuk mengurai semua permasalahan bangsa. Saya sangat menyadari bahwa sebagai pribadi yang jauh dari kata sempurna, sebagai insan yang tumbuh dalam keterbatasan, dan sebagai manusia yang jauh dari kata istimewa, sangat mungkin ada yang luput dari pandangan saya,” ujar Jokowi dalam pidatonya.
Presiden Jokowi kemudian meminta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia dengan penuh ketulusan. “Oleh sebab itu, di penghujung masa jabatan ini, izinkan saya menyampaikan suara nurani terdalam kepada Bapak, Ibu, Saudara-saudara sebangsa dan setanah air, kepada seluruh rakyat Indonesia, tidak terkecuali satu pun,” katanya, menegaskan kesungguhannya dalam meminta maaf. “Saya dan Prof. Dr. (H.C.) K.H. Ma’ruf Amin mohon maaf,” imbuhnya.
Habiburokhman juga mengungkapkan harapannya untuk kepemimpinan yang akan datang. Menurutnya, Presiden selanjutnya, Prabowo Subianto, diharapkan bisa meneruskan sikap dan semangat kepemimpinan yang baik seperti yang telah ditunjukkan oleh Jokowi. “Kita berharap kepemimpinan ke depan, Pak Prabowo, bisa minimal sama baiknya dengan Pak Jokowi. Atau bahkan lebih baik dari Pak Jokowi,” ungkapnya, menegaskan harapan untuk masa depan yang lebih baik bagi bangsa dan negara.
Pidato kenegaraan terakhir Presiden Jokowi dan apresiasi yang diberikan oleh Habiburokhman menunjukkan momen penting dalam transisi kepemimpinan di Indonesia, serta menggarisbawahi nilai-nilai kepemimpinan yang diharapkan untuk diteruskan oleh pemimpin berikutnya.
(N/014)