ACEH TIMUR — Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, atau yang akrab disapa Mualem, melayangkan peringatan keras kepada seluruh kepala daerah di wilayah terdampak banjir dan longsor di Aceh.
Dalam konferensi pers di Aceh Timur, Kamis (4/12/2025), ia menegaskan bahwa Bupati dan Wali Kota harus proaktif, tangguh, dan hadir di tengah rakyat, bukan malah "cengeng" atau mengeluh di saat krisis besar.
"Harus proaktif melayani masyarakat, jangan lari. Jangan ada alasan tidak tahu. Kepada Bupati/Wali Kota yang cengeng, letakkan jabatannya. Ganti yang lain, apa salahnya?" tegas Mualem, tanpa tedeng aling-aling.
Baca Juga: Negeri yang Terlambat Menangis Banjir dan longsor kali ini memukul 18 kabupaten/kota, dengan ribuan warga mengungsi, infrastruktur rusak, dan aktivitas ekonomi lumpuh di banyak titik.
Mualem menilai bencana ini bukan sekadar banjir musiman, melainkan "tsunami jilid kedua," yang menggambarkan dahsyatnya kerusakan dan besarnya beban yang harus dipikul pemerintah daerah.
"Saya melihat secara pribadi, banjir dan longsor Aceh ini adalah tsunami jilid kedua. Saya imbau kepada seluruh masyarakat agar tetap tabah. Setiap musibah ada hikmahnya," ujarnya.
Mualem menekankan bahwa seluruh perangkat pemerintahan, dari keuchik (kepala desa), camat, hingga instansi vertikal, harus bahu-membahu membantu evakuasi, logistik, dan penanganan korban.
Enam wilayah yang paling parah terdampak antara lain Aceh Tamiang, Aceh Timur, Aceh Utara, Bireuen, Bener Meriah, dan Aceh Tengah.
Pemerintah Provinsi Aceh memastikan mobilisasi bantuan terus dipercepat.
Penyaluran logistik, pangan, obat-obatan, hingga peralatan berat ditargetkan merata agar seluruh daerah terdampak segera pulih.
Peringatan Mualem bukan hanya kritik, tetapi penegasan bahwa jabatan publik adalah amanah yang menuntut keberanian.
Di saat rakyat berada dalam kondisi terburuk, seorang pemimpin tidak boleh berlindung di balik alasan atau keluhan.