Citeureup, Kabupaten Bogor — Sebanyak lima orang, termasuk empat pelajar SMP dan seorang guru, diduga mengalami keracunan makanan setelah mengonsumsi nasi kuning di kantin sekolah mereka di Citeureup, Kabupaten Bogor. Peristiwa ini terjadi pada Selasa, 20 Agustus 2024, dan kini masih dalam tahap penyelidikan oleh pihak kepolisian.
Kapolsek Citeureup, Victor G. Hamonangan, menjelaskan bahwa setelah mengonsumsi nasi kuning di kantin sekolah, kelima korban mengalami gejala keracunan seperti mual, pusing, dan muntah. “Setelah beberapa lama, korban mengalami gejala mual, pusing, dan muntah,” kata Victor dalam keterangannya pada Rabu, 21 Agustus 2024.
Menanggapi kejadian tersebut, pihak sekolah segera membawa kelima korban ke Puskesmas Citeureup untuk mendapatkan perawatan medis. Di Puskesmas, petugas kesehatan melakukan pemeriksaan dan mendapati bahwa tiga orang mengalami gejala ringan, sementara dua orang lainnya menunjukkan gejala yang lebih berat. “Ketiga korban yang mengalami gejala ringan diberikan perawatan medis dasar, sedangkan dua korban yang lebih parah langsung diinfus dan saat ini masih diobservasi di UGD Puskesmas Citeureup,” jelas Victor.
Kepala Puskesmas Citeureup juga mengonfirmasi bahwa korban masih dalam pemantauan ketat dan menerima perawatan yang diperlukan untuk memastikan keselamatan mereka. “Kami memberikan perawatan yang diperlukan dan terus memantau kondisi korban secara berkala,” ungkap Kepala Puskesmas.
Polisi saat ini tengah melakukan penyelidikan mendalam untuk mengungkap penyebab pasti keracunan tersebut. Mereka sedang mencari bukti-bukti dan melakukan pemeriksaan terhadap kantin serta makanan yang dikonsumsi oleh korban. “Kami masih melakukan penyelidikan lanjut untuk mengungkap peristiwa dugaan keracunan makanan yang terjadi di kantin tersebut,” ujar Kapolsek Victor.
Dalam upaya memastikan kejadian serupa tidak terulang, pihak kepolisian berencana untuk melakukan audit terhadap kebersihan dan keamanan pangan di kantin sekolah tersebut. “Kami akan memastikan bahwa semua prosedur keamanan pangan dipatuhi dan tidak ada pelanggaran yang menyebabkan keracunan seperti ini,” tambahnya.
Kasus ini menarik perhatian masyarakat setempat dan menyoroti pentingnya pengawasan ketat terhadap kebersihan dan keamanan makanan di lingkungan sekolah. Polisi mengimbau kepada masyarakat, terutama orang tua dan pihak sekolah, untuk lebih waspada terhadap kualitas makanan yang disajikan kepada anak-anak mereka.
Penanganan kasus ini diharapkan dapat memberikan solusi yang tuntas dan mencegah terjadinya insiden serupa di masa depan. Pihak kepolisian berkomitmen untuk menyelesaikan penyelidikan ini dengan transparansi dan memastikan bahwa pelanggaran yang terjadi ditindak dengan tegas.
(N/014)