Studi Ungkap Kadar Tinggi Fluoride Dalam Air Minum Dapat Menurunkan IQ Anak? Simak Penjelasannya

BITVonline.com - Sabtu, 24 Agustus 2024 07:04 WIB

BITVONLINE.COM –Kandungan fluoride dalam air minum yang melebihi batas aman kini menjadi sorotan utama, terutama setelah studi pemerintah Amerika Serikat mengungkapkan potensi risiko kesehatan serius terkait paparan tingkat tinggi dari mineral tersebut. Berdasarkan laporan yang dirilis oleh Program Toksikologi Nasional, sebuah badan di bawah Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan (HHS) AS, ditemukan adanya hubungan antara kadar fluoride yang tinggi dengan penurunan IQ pada anak-anak. Temuan ini mencerminkan perubahan besar dalam pemahaman kita tentang efek kesehatan dari fluoride, yang sebelumnya dikenal terutama untuk manfaatnya dalam kesehatan gigi.

Temuan Utama dari Laporan Toksikologi Nasional

Laporan yang baru dirilis ini adalah hasil tinjauan mendalam terhadap berbagai penelitian internasional mengenai efek paparan fluoride tinggi pada kesehatan manusia, khususnya terkait kecerdasan anak-anak. Studi ini menganalisis data dari berbagai negara, termasuk Kanada, Cina, India, Iran, Pakistan, dan Meksiko, untuk mengevaluasi dampak kadar fluoride yang lebih tinggi dari 1,5 miligram per liter air minum.

Hasil laporan menunjukkan bahwa paparan terhadap tingkat fluoride yang melebihi 1,5 miligram per liter air minum secara konsisten dikaitkan dengan penurunan IQ pada anak-anak. Meskipun laporan ini tidak memberikan angka pasti mengenai penurunan IQ pada tingkat paparan tertentu, beberapa penelitian yang diulas dalam laporan menunjukkan penurunan IQ sekitar dua hingga lima poin pada anak-anak yang terpapar kadar fluoride yang lebih tinggi.

Sejarah dan Kebijakan Fluoridasi Air Minum

Fluoride, mineral yang ditemukan secara alami di air dan tanah, telah lama digunakan untuk mencegah kerusakan gigi. Penemuan awal pada tahun 1930-an menunjukkan bahwa orang-orang yang tinggal di daerah dengan tingkat fluoride alami yang lebih tinggi mengalami tingkat gigi berlubang yang lebih rendah. Temuan ini memicu adopsi fluoridasi air minum sebagai salah satu pencapaian kesehatan masyarakat terbesar abad ke-20.

Grand Rapids, Michigan, menjadi kota pertama di Amerika Serikat yang menambahkan fluoride ke dalam air keran pada tahun 1945. Dukungan federal untuk fluoridasi air berkembang pesat setelah itu, terutama ketika pasta gigi berfluoride mulai masuk ke pasar pada tahun 1950-an.

Kebijakan dan Perubahan Rekomendasi Fluoridasi

Pada tahun 2015, untuk mengatasi kondisi gigi yang disebut fluorosis—yang menyebabkan bercak-bercak pada gigi—pejabat kesehatan federal menurunkan rekomendasi kadar fluoride dalam air minum dari 1,2 miligram per liter menjadi 0,7 miligram per liter. Meskipun demikian, standar yang ditetapkan oleh Environmental Protection Agency (EPA) tetap memperbolehkan kadar hingga 4 miligram per liter untuk mencegah fluorosis tulang, gangguan serius yang dapat melemahkan tulang.

Namun, penelitian baru menunjukkan bahwa masalah mungkin lebih kompleks daripada yang diperkirakan sebelumnya. Laporan Toksikologi Nasional mengidentifikasi kekhawatiran baru mengenai dampak paparan fluoride yang lebih tinggi terhadap perkembangan otak. Laporan ini menyarankan perlunya lebih banyak penelitian untuk memahami potensi risiko kesehatan dari kadar fluoride yang lebih rendah dan dampak jangka panjangnya pada orang dewasa.

Respons dan Rekomendasi

Para peneliti, seperti Ashley Malin dari University of Florida, menekankan pentingnya temuan ini dalam memahami risiko kesehatan dari fluoride. Malin merekomendasikan agar wanita hamil mengurangi asupan fluoride mereka, tidak hanya dari air tetapi juga dari sumber lain seperti beberapa jenis teh yang mengandung fluoride tinggi.

Rick Woychik, Direktur Program Toksikologi Nasional, menegaskan pentingnya melanjutkan penelitian untuk memastikan bahwa kebijakan kesehatan masyarakat berdasarkan bukti ilmiah yang akurat. “Karena fluoride merupakan topik yang sangat penting bagi masyarakat dan pejabat kesehatan masyarakat, maka sangat penting bagi kami untuk melakukan segala upaya untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang benar,” katanya.

Dalam konteks ini, Malin juga mengusulkan adanya diskusi kebijakan mengenai pelabelan kandungan fluoride pada minuman sebagai langkah tambahan untuk melindungi kesehatan masyarakat.

Kesimpulan

Laporan terbaru ini menambah kompleksitas diskusi tentang fluoridasi air minum, yang selama ini dianggap sebagai langkah penting dalam menjaga kesehatan gigi masyarakat. Dengan bukti baru yang menunjukkan potensi risiko neurologis pada kadar fluoride yang lebih tinggi, kini menjadi penting untuk meninjau kembali kebijakan fluoridasi dan mengevaluasi perlunya penyesuaian untuk melindungi kesehatan anak-anak dan populasi umum. Penelitian lebih lanjut akan diperlukan untuk memberikan panduan yang lebih jelas dan mendetail mengenai kadar fluoride yang aman dan dampaknya terhadap kesehatan manusia.

(N/014)

Editor
:
Sumber
:

Tag:

Berita Terkait

Pariwisata

PT Pelni Tambah Kapal untuk Arus Mudik Lebaran 2025, KM Nggapulu Bergabung dengan KM Kelud

Pariwisata

Rano Karno Tinjau Rusun Jagakarsa, Ajak Warga Terdampak Banjir Pindah dengan Harga Sewa Terjangkau

Pariwisata

Guru Besar UINSA Surabaya Berikan Catatan Kritis terhadap Revisi RUU TNI, Polri, dan Kejaksaan

Pariwisata

Gunung Ibu di Maluku Utara Kembali Erupsi, Kolom Abu Tembus 1.000 Meter

Pariwisata

KPK Tangkap 8 Orang dalam OTT di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumsel

Pariwisata

Bocah 7 Tahun Tewas Tenggelam Saat Ngabuburit Sambil Mancing di Sungai Surabaya