Pasien BPJS Di RSIA Ummu Hani Kecewa: Bayar Rp 1,8 Juta untuk Kamar VIP, Fasilitas Tak Berfungsi

BITVonline.com - Rabu, 13 November 2024 14:38 WIB

BITVONLINE.COM- Seorang pasien bernama Diah (30), warga Purbalingga, Jawa Tengah, baru-baru ini membuat heboh media sosial setelah mengungkapkan kekecewaannya atas layanan yang diterimanya selama menjalani perawatan di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSIA) Ummu Hani. Diah, yang tengah hamil sembilan bulan dan menderita anemia, memilih untuk menjalani transfusi darah di rumah sakit tersebut pada Rabu malam (6/11/2024), namun pengalamannya selama menginap di kamar VIP dengan menggunakan BPJS Kesehatan jauh dari harapan.

Diah mengungkapkan melalui media sosial bahwa meski memilih kamar VIP dengan BPJS Kesehatan, ia merasa tidak puas karena beberapa fasilitas di ruang rawat inap tersebut tidak berfungsi dengan baik. Meskipun ia sudah membayar biaya tambahan hingga Rp 1,8 juta untuk mendapatkan fasilitas kamar yang lebih baik, kenyataannya fasilitas yang dijanjikan tak sesuai ekspektasi.

Menurut keterangan Diah, pada awalnya ia bersama suami datang ke RSIA Ummu Hani untuk melakukan pendaftaran dan mendapat penjelasan dari petugas tentang pilihan fasilitas kamar inap yang tersedia, mulai dari Junior Suite hingga VIP A dan VIP B. Namun, saat Diah menyebutkan bahwa ia ingin menggunakan BPJS Kesehatan untuk mendapatkan kamar VIP, petugas rumah sakit memberitahukan bahwa hanya kamar Junior Suite yang tersedia pada saat itu.

“Pas awal daftar, petugas menjelaskan seluruh fasilitas ruang rawat inap dari mulai Junior Suite, VIP A, VIP B katanya semua tersedia, tapi begitu suami saya bilang mau pakai BPJS dan naik kelas VIP, petugas kembali mengecek di komputer terus jawab kalau yang tersedia hanya kelas Junior Suite,” ujar Diah dalam pengakuannya.

Merasa ada kejanggalan, Diah pun mencoba untuk mencari informasi lebih lanjut dari kenalannya di rumah sakit tersebut. Setelah sekitar dua jam menunggu, Diah mendapatkan informasi bahwa kamar VIP ternyata sudah tersedia dan bisa digunakan. “Saya awalnya kekeh maunya di Ummu Hani karena sudah cocok dengan dokternya,” lanjut Diah.

Setelah akhirnya dipindahkan ke kamar VIP B, Diah mulai merasakan ketidaknyamanan. Beberapa fasilitas vital yang dijanjikan untuk kenyamanan pasien di kamar VIP tersebut tidak berfungsi dengan baik, meskipun ia sudah membayar biaya tambahan yang cukup besar. Di antaranya, fasilitas AC yang tidak dingin, serta beberapa perlengkapan lainnya yang seharusnya memberikan kenyamanan untuk pasien yang sedang hamil dan membutuhkan perawatan ekstra.

“Beberapa fasilitas yang ada di kamar VIP B tidak berfungsi dengan optimal. Seharusnya, ruang perawatan VIP ini memberikan kenyamanan lebih, tetapi kenyataannya sangat jauh dari yang diharapkan,” tambah Diah dengan nada kecewa.

Terkait dengan keluhan yang disampaikan oleh Diah, pihak Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSIA) Ummu Hani segera memberikan klarifikasi. Pihak rumah sakit mengungkapkan bahwa mereka menghargai setiap masukan dari pasien dan akan melakukan evaluasi terkait masalah fasilitas yang dilaporkan.

“RSIA Ummu Hani selalu berusaha memberikan pelayanan terbaik untuk setiap pasien, termasuk fasilitas yang memadai. Kami akan menindaklanjuti keluhan ini dan melakukan perbaikan agar kejadian serupa tidak terulang lagi,” ungkap seorang perwakilan dari pihak rumah sakit.

Namun, pihak rumah sakit juga mengakui adanya keterbatasan fasilitas dan kesalahan dalam manajemen ruang rawat inap yang bisa mempengaruhi kenyamanan pasien, terutama pasien yang memilih fasilitas dengan BPJS. RSIA Ummu Hani juga menegaskan bahwa mereka selalu berupaya memaksimalkan layanan sesuai dengan kapasitas yang ada, meskipun ada beberapa kendala operasional.

Pengalaman Diah ini langsung mendapatkan perhatian publik, terutama di media sosial, di mana banyak warganet yang menanggapi kekecewaannya. Banyak yang mendukung keluhan Diah, terutama mengenai ketidakjelasan ketersediaan kamar dan fasilitas yang tidak sesuai harapan. Selain itu, ada pula yang mengkritik rumah sakit terkait pelayanan dengan BPJS, yang seharusnya memberikan fasilitas yang setara dengan biaya yang dibayar pasien.

Dalam kondisi seperti ini, beberapa netizen pun menyoroti pentingnya transparansi dan pelayanan yang adil, baik untuk pasien yang menggunakan BPJS maupun pasien yang membayar biaya tambahan untuk fasilitas kamar yang lebih baik.

Menanggapi keluhan pasien, beberapa warganet berharap pihak rumah sakit tidak hanya memperbaiki fasilitas di kamar rawat inap, tetapi juga meningkatkan manajemen rumah sakit agar kejadian serupa tidak terjadi di masa depan. Selain itu, pelayanan yang sesuai dengan biaya yang dibayar menjadi perhatian utama bagi banyak pasien yang menggunakan BPJS.

“Jika sudah membayar lebih, seharusnya fasilitas juga setara dengan apa yang dibayar. BPJS memang penting, tetapi rumah sakit juga harus menjaga kualitas pelayanan, terutama untuk fasilitas yang digunakan oleh pasien,” tulis salah seorang netizen.

Diah sendiri berharap keluhannya bisa menjadi bahan evaluasi bagi pihak rumah sakit agar pasien lainnya tidak mengalami pengalaman serupa. Ia juga berharap rumah sakit dapat memperbaiki fasilitas agar pasien merasa nyaman, terutama mereka yang membayar lebih untuk mendapatkan kamar VIP.

Kasus ini membuka mata publik tentang pentingnya kualitas fasilitas di rumah sakit, terutama bagi pasien yang menggunakan BPJS Kesehatan atau mereka yang membayar lebih untuk mendapatkan fasilitas kelas atas. Tanggung jawab rumah sakit dalam memberikan pelayanan yang maksimal dan sesuai dengan biaya yang dibayar sangatlah penting agar tidak menurunkan kepercayaan publik terhadap institusi kesehatan.

Sebagai tambahan, pengalaman Diah yang viral ini menjadi pengingat bagi masyarakat bahwa setiap fasilitas dan pelayanan medis harus diiringi dengan kualitas yang memadai untuk memastikan kenyamanan dan kesehatan pasien.(JOHANSIRAIT)

Editor
:
Sumber
:

Tag:

Berita Terkait

Pariwisata

Wagub Sumut Ajak Masyarakat Asahan Berkolaborasi Bangun Daerah

Pariwisata

LBH Bandar Lampung Buka Posko Pengaduan THR 2025 untuk Pekerja

Pariwisata

Ketua Komisi I DPR Ungkap 3 Klaster Pembahasan di Rapat Panja RUU TNI

Pariwisata

Gerombolan Bermotor Keroyok Tiga Remaja di Kemayoran, Motor dan Ponsel Korban Dirampas

Pariwisata

OTT Korupsi Dana BOS! Mantan Kepala SMA Negeri 1 Tanjung Tiram Muhammad Kamil dan Ketua MKKS SMK Ditangkap Kejati Sumut

Pariwisata

Direktur Persiba Balikpapan Ditangkap Terkait Pencucian Uang Narkoba, Ini dia 3 Fakta Perputaran Uang Capai Ratusan Miliar