Wamenkop Dorong Koperasi Susu Miliki Pabrik Pengolahan Sendiri untuk Tingkatkan Produksi Susu Lokal

BITVonline.com - Kamis, 14 November 2024 13:27 WIB

BOYOLALI- Wakil Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Wamenkop UKM), Ferry Juliantono, mendorong Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) untuk membangun industri pengolahan susu (IPS) mereka sendiri. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan serapan susu lokal serta mendongkrak produksi susu nasional, mengingat permintaan yang terus meningkat.

Ferry menyampaikan hal tersebut saat melakukan dialog dengan peternak sapi perah, Koperasi Unit Desa (KUD), dan pengepul susu di KUD Mojosongo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, pada Kamis (14/11/2024). Ia menegaskan bahwa keberadaan pabrik pengolahan susu milik koperasi akan menjadi salah satu solusi atas permasalahan serapan susu lokal yang selama ini bergantung pada industri pengolahan susu besar.

“Kami juga sekarang berkeinginan dari Kementerian Koperasi untuk mendorong koperasi peternak sapi perah dan Gabungan Koperasi Susu Indonesia untuk punya pabrik pengolahan susu sendiri,” kata Ferry dalam wawancaranya dengan para wartawan. Ferry juga menuturkan bahwa pemerintah mendukung penuh upaya tersebut, mengingat industri pengolahan susu saat ini masih didominasi oleh beberapa perusahaan besar yang sering kali tidak dapat menampung seluruh hasil produksi susu lokal.

Menurut Ferry, salah satu tujuan utama mendorong koperasi memiliki IPS adalah untuk mendukung peningkatan produksi susu nasional. “Mudah-mudahan koperasi bisa berperan dalam peningkatan produksi susu nasional. Bukan hanya menjadi peternak sapi perah, tetapi juga koperasi kita dorong untuk bisa ikut punya pabrik pengolahan susu sendiri,” ujarnya.

Ferry menambahkan, ada peningkatan kebutuhan susu di tingkat nasional, dan koperasi peternak sapi perah dapat berkontribusi besar dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Saat ini, program pemerintah yang bertujuan meningkatkan konsumsi susu sebagai bagian dari program makan bergizi sudah semakin mendapat perhatian, dan susu lokal dapat memenuhi kebutuhan ini. Selain itu, program ini juga diharapkan dapat berperan dalam menurunkan angka stunting dan meningkatkan kesejahteraan peternak.

Menanggapi kekhawatiran mengenai potensi persaingan dengan industri pengolahan susu besar yang sudah ada, Ferry menegaskan bahwa semangat utama dalam pengembangan koperasi susu ini adalah kolaborasi, bukan persaingan. “Pasar yang sudah ada saat ini dan diisi oleh IPS, bisa tetap berjalan. Kami juga punya target program pemerintah untuk menyukseskan program makan bergizi, yang salah satu unsur dari makan bergizi itu adalah susu. Itu insya Allah bisa dipenuhi oleh peternak-peternak sapi yang ada, KUD, koperasi-koperasi peternak sapi perah,” jelasnya.

Ferry juga menambahkan bahwa pabrik susu milik koperasi ini akan lebih fokus pada pemenuhan kebutuhan susu untuk pasar lokal dan mendukung program pemerintah untuk menyediakan makanan bergizi yang lebih terjangkau bagi masyarakat, tanpa mengganggu pasar yang sudah ada.

Terkait dengan rencana pendirian pabrik susu oleh GKSI, Ferry menyebutkan bahwa pihaknya sedang menjajaki dua lokasi potensial untuk pembangunan pabrik, yaitu di Jawa Barat dan Jawa Timur. Pemerintah melalui Lembaga Pengelolaan Dana Bergulir (LPBD) akan membantu koperasi peternak sapi perah untuk melakukan investasi bersama dalam pendirian pabrik ini.

“Sejauh ini kami sudah melakukan feasibility study dan akan segera melakukan rapat bersama dengan koperasi dan LPBD untuk membahas mekanisme pendirian pabrik susu tersebut. Harapannya, pabrik ini akan dikelola secara profesional dan dapat memberikan kontribusi besar terhadap peningkatan produksi susu di Indonesia,” tambah Ferry.

Selain itu, Boyolali juga disebut memiliki potensi besar sebagai pusat pengolahan susu, mengingat daerah tersebut merupakan salah satu penghasil susu terbesar di Indonesia dengan produksi susu segar mencapai 140 ton per hari. Wamenkop mengungkapkan bahwa di Boyolali ada aset yang dimiliki GKSI yang masih belum dimanfaatkan secara maksimal. Aset ini bisa digunakan untuk mendirikan pabrik susu yang dikelola oleh koperasi, yang tentunya akan meningkatkan kapasitas dan nilai tambah dari susu lokal yang dihasilkan.

Manajer KUD Mojosongo, Winarno, yang turut hadir dalam acara tersebut, menyatakan bahwa dorongan agar koperasi susu memiliki pabrik sendiri merupakan aspirasi utama dari para peternak di Boyolali. Selama ini, serapan susu lokal sangat bergantung pada industri pengolahan susu besar, yang membuat harga dan pasokan susu sangat dipengaruhi oleh kebijakan perusahaan-perusahaan besar tersebut.

“Kami sebagai koperasi sudah punya fasilitas untuk pengolahan susu, namun selama ini kami hanya bisa memanfaatkan sebagian saja. Mesin pengolah susu yang ada saat ini lebih cocok untuk produksi kental manis, sementara susu pasteurisasi yang langsung dikonsumsi masyarakat sangat diperlukan di pasar lokal,” jelas Winarno.

Winarno menambahkan bahwa fasilitas yang dimiliki oleh GKSI di Boyolali dapat mendukung pengolahan susu menjadi produk susu UHT (ultra-high temperature) yang dapat langsung dikonsumsi oleh masyarakat. “Kami punya potensi besar untuk memproduksi susu pasteurisasi di Boyolali, dengan bahan baku susu segar yang cukup melimpah. Kami juga berharap bahwa pabrik susu milik koperasi ini nantinya akan bisa memenuhi kebutuhan pasar lokal,” ungkapnya.

Dengan dukungan dari pemerintah dan kerjasama antara koperasi peternak sapi perah, GKSI, dan Lembaga Pengelolaan Dana Bergulir, diharapkan bahwa pengembangan pabrik pengolahan susu milik koperasi dapat berjalan dengan lancar. Langkah ini dipandang sebagai upaya penting dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional, meningkatkan kesejahteraan peternak, serta membuka peluang baru bagi ekonomi lokal.(JOHANSIRAIT)

Editor
:
Sumber
:

Tag:

Berita Terkait

Pariwisata

Kronologi Dua Kecelakaan Beruntun di Jalur Puncak Cianjur, 1 Tewas dan 6 Luka

Pariwisata

PT Pelni Tambah Kapal untuk Arus Mudik Lebaran 2025, KM Nggapulu Bergabung dengan KM Kelud

Pariwisata

Rano Karno Tinjau Rusun Jagakarsa, Ajak Warga Terdampak Banjir Pindah dengan Harga Sewa Terjangkau

Pariwisata

Guru Besar UINSA Surabaya Berikan Catatan Kritis terhadap Revisi RUU TNI, Polri, dan Kejaksaan

Pariwisata

Gunung Ibu di Maluku Utara Kembali Erupsi, Kolom Abu Tembus 1.000 Meter

Pariwisata

KPK Tangkap 8 Orang dalam OTT di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumsel