BEKASI -Banjir yang melanda sejumlah wilayah di Jabodetabek, termasuk Bekasi, sejak Selasa pagi lalu akibat curah hujan tinggi dan kiriman air bah dari Bogor, membawa dampak serius bagi kesehatan masyarakat.
Salah satu penyakit yang perlu diwaspadai adalah leptospirosis, yang dapat menular melalui air banjir yang terkontaminasi bakteri.
Berdasarkan informasi dari CDC, Rabu (5/3/2025), leptospirosis disebabkan oleh bakteri Leptospira yang dapat ditemukan di air atau tanah yang terkontaminasi. Bakteri ini tidak hanya dapat menyerang hewan, tetapi juga manusia yang terpapar air banjir yang tercemar.
Leptospirosis dapat menimbulkan berbagai gejala, mulai dari demam, sakit kepala, nyeri otot, muntah, hingga diare.
Penyakit ini memiliki dua fase. Pada fase pertama, penderita mungkin merasakan gejala seperti demam dan sakit kepala, yang dapat membaik sementara waktu, namun kemudian kembali muncul.
Pada fase kedua, kondisi bisa lebih serius, dengan gejala seperti gagal ginjal atau hati, serta radang selaput otak (meningitis). Tanpa pengobatan, leptospirosis dapat mengakibatkan pemulihan yang lama, bahkan memerlukan waktu beberapa bulan.
Untuk menghindari risiko leptospirosis, masyarakat yang terdampak banjir dianjurkan segera mandi dan membersihkan diri setelah berinteraksi dengan air banjir. Penting juga untuk mengenakan pelindung seperti sepatu boot atau alas kaki yang aman saat beraktivitas di sekitar banjir.
Selain itu, pastikan untuk menutup luka terbuka dengan perban tahan air agar terhindar dari paparan bakteri berbahaya tersebut.
Bencana banjir memang memberikan dampak besar, tetapi dengan kewaspadaan yang tinggi terhadap penyakit-penyakit yang bisa muncul setelahnya, kita bisa meminimalkan risiko kesehatan yang mengintai.
(oz/n14)