MEDAN – Teh, minuman yang berasal dari daun tanaman Camellia sinensis, dikenal luas karena khasiatnya bagi kesehatan manusia. Kandungan antioksidannya diyakini mampu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan dan mengurangi risiko terkena penyakit jantung. Selain itu, beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa konsumsi teh dapat membantu dalam penurunan berat badan dan mengurangi lemak perut, membuatnya menjadi pilihan minuman yang populer di seluruh dunia.
Namun, di balik segudang manfaat tersebut, konsumsi teh dalam jumlah berlebihan juga bisa memberikan efek samping, terutama karena kandungan kafein di dalamnya. Kafein, yang secara alami terdapat dalam teh, dapat mengganggu siklus tidur seseorang. Hormon melatonin, yang bertanggung jawab dalam mengatur siklus tidur, bisa terhambat produksinya akibat konsumsi kafein berlebihan. Dampaknya, kualitas tidur menjadi terganggu, yang pada gilirannya dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan mental seperti kelelahan, gangguan memori, dan kesulitan berkonsentrasi.
Kurang tidur yang berkepanjangan juga telah terbukti memiliki dampak serius bagi kesehatan, termasuk peningkatan risiko obesitas dan masalah kontrol gula darah. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merekomendasikan agar orang dewasa tidur selama 7 hingga 9 jam setiap malam untuk menjaga kesehatan yang optimal. Namun, fakta menunjukkan bahwa sekitar 30% dari populasi dewasa mengalami kurang tidur, yang merupakan kebiasaan yang berpotensi berbahaya bagi kesehatan.
Kurang tidur yang kronis bahkan dapat berujung pada risiko kesehatan yang lebih serius dan bahkan dapat membahayakan nyawa seseorang. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan konsumsi teh dan asupan kafein secara umum, serta menjaga pola tidur yang sehat dan teratur untuk mendukung kesejahteraan fisik dan mental yang optimal.
(FZ)