JAKARTA -Sebuah sorotan tajam datang dari media asal Korea Selatan, Naver, yang menggambarkan momen kontroversial di Piala Asia U-23. Kiper Indonesia, Ernando Ari, menjadi pusat perhatian setelah memblok tendangan pemain Korea Selatan dan dianggap melakukan tarian yang diinterpretasikan sebagai penghinaan.
Dalam sebuah wawancara dengan media, Ernando Ari menyampaikan permintaan maafnya dengan tulus kepada para pemain Korea dan fans setia mereka. “Saya meminta maaf kepada para pemain Korea dan fans Korea. Bukan niat saya untuk memprovokasi Korea,” ungkapnya, mengutip laporan Naver pada Sabtu (27/4/2024).
Tindakan kontroversial ini terjadi pada adu penalti perempat final Piala Asia U-23 di Qatar. Meskipun Ernando berhasil membuat penyelamatan yang luar biasa, tarian yang ia lakukan setelahnya menimbulkan polemik. Namun, Ernando menegaskan bahwa kegembiraannya setelah penyelamatan tersebut tidak dimaksudkan untuk menyinggung siapapun.
Di balik kontroversi tersebut, Indonesia berhasil meraih kemenangan melawan Korea Selatan dengan skor 11-10 dalam adu penalti. Prestasi ini membawa Indonesia melaju ke babak semifinal, menjadikan momen tersebut semakin berkesan namun diselimuti dengan kontroversi.
Ernando juga mengungkapkan bahwa tarian yang ia tunjukkan terinspirasi oleh kiper terkenal asal Argentina, Emiliano Martinez. “Saya pernah menghadapi Martinez di pertandingan internasional melawan Argentina. Saya sangat terinspirasi olehnya dan saya banyak belajar. Hasilnya, tarian seperti itu muncul,” jelasnya.
Martinez sendiri mendapat sorotan karena gerakan tariannya yang dianggap kurang pantas dalam adu penalti final Piala Dunia FIFA Qatar 2022 melawan Prancis. Meskipun kontroversial, momen ini menunjukkan bagaimana permainan sepak bola tidak hanya tentang keterampilan di lapangan, tetapi juga tentang reaksi emosional dan ekspresi pemain di tengah tekanan kompetisi yang tinggi.
Dengan demikian, Ernando Ari menjadi contoh bagaimana permainan sepak bola tak hanya soal teknik, tetapi juga menyangkut emosi, kemenangan, dan belajar dari pengalaman internasional yang membentuk karakter setiap pemain.
(N/014)