BITVONLINE.COM -Setiap tanggal 1 Mei, dunia memperingati Hari Buruh atau yang lebih dikenal dengan May Day. Tanggal ini bukan sekadar libur, melainkan menjadi panggung bagi pekerja dan gerakan buruh untuk mengenang sejarah perjuangan mereka yang panjang. Di Indonesia, May Day tak hanya menjadi momen perayaan, tetapi juga cerminan dari perjalanan perjuangan pekerja dalam mendapatkan hak-hak mereka.
Sejarah Hari Buruh bermula dari solidaritas para pekerja yang memperingati Kerusuhan Haymarket di Chicago, Amerika Serikat, pada tahun 1886. Pada tanggal 3 Mei 1886, buruh perusahaan McCormick Harvesting Machine Company melakukan unjuk rasa untuk memperjuangkan hak-hak mereka, termasuk penerapan delapan jam kerja sehari. Sayangnya, aksi damai ini berujung pada kerusuhan yang merenggut korban jiwa.
Pada 4 Mei 1886, di Haymarket Square, para pemimpin serikat buruh menggelar unjuk rasa lagi sebagai protes atas kebrutalan polisi. Namun, unjuk rasa ini berakhir tragis dengan dilemparkannya sebuah bom yang menyebabkan kerusuhan yang menewaskan petugas polisi dan warga sipil. Kejadian inilah yang kemudian menjadi latar belakang perayaan Hari Buruh di seluruh dunia, sebagai bentuk solidaritas dan perjuangan untuk hak-hak pekerja.
Di Indonesia, perayaan Hari Buruh pertama kali dilakukan pada 1 Mei 1918 oleh Serikat Buruh Kung Tang Hwee. Pada masa pascakolonial, para pekerja sudah mulai menyuarakan ketidakpuasan mereka terhadap kondisi kerja yang tidak adil. Adolf Baars, seorang tokoh kolonial, menjadi kritikus utama terhadap rendahnya upah dan harga tanah yang dianggap terlalu murah untuk kaum buruh.
Namun, peringatan Hari Buruh sempat terhenti pada era Orde Baru, di mana identitas peringatan ini dianggap terkait dengan ideologi komunisme dan dilarang keras. Setelah masa Reformasi, peringatan Hari Buruh kembali mendapat pengakuan dan pada tahun 2013, Hari Buruh ditetapkan sebagai hari libur nasional.
Meskipun perjalanan sejarahnya penuh liku-liku, Hari Buruh tetap menjadi tonggak penting dalam mengenang solidaritas dan perjuangan pekerja di seluruh dunia. Di balik perayaannya yang meriah, terdapat kisah-kisah perjuangan dan pengorbanan yang menginspirasi para generasi pekerja saat ini untuk terus berjuang demi hak-hak yang adil dan sejahtera bagi seluruh buruh. Semoga May Day bukan hanya menjadi momen peringatan, tetapi juga pendorong semangat untuk terus memperjuangkan keadilan sosial di tengah dinamika dunia kerja yang terus berkembang.
(N/014)