SUMUT– Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Pirngadi Medan melaporkan peningkatan jumlah pasien HIV yang mereka layani setiap bulan. Kasubag Hukum dan Humas RSUD dr Pirngadi Medan, Gibson Girsang, mengungkapkan bahwa pada bulan Mei, hingga pukul 10.00 WIB hari ini, sebanyak 179 pasien HIV telah mendapatkan perawatan, semuanya dalam kategori rawat jalan.
Menurut Gibson, jumlah pasien HIV yang dirawat pada bulan Februari 2024 mencapai 590 pasien, dengan 9 pasien rawat inap dan 581 pasien rawat jalan. Pada bulan Maret 2024, jumlah pasien yang dirawat meningkat menjadi 621 pasien, dengan komposisi yang sama yaitu 9 pasien rawat inap dan 612 pasien rawat jalan. Sementara itu, pada bulan April 2024, RSUD dr Pirngadi Medan merawat 591 pasien HIV, terdiri dari 4 pasien rawat inap dan 587 pasien rawat jalan.
“Jumlah ini menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Kami terus berupaya maksimal untuk melayani setiap pasien yang datang berobat,” jelas Gibson.
Dari segi usia, mayoritas pasien HIV yang ditangani berusia antara 26 hingga 45 tahun. Pasien termuda berusia 6 tahun, tertular dari ibunya, dan pasien tertua berusia 65 tahun.
Gibson menjelaskan bahwa ada lima jenis cairan tubuh yang dapat menularkan virus HIV, yaitu darah, sperma, cairan rektal (anus), air susu ibu, dan cairan vagina. Meskipun tidak semua pasien tertular melalui hubungan seksual, mayoritas penularan memang terjadi melalui cara tersebut.
Perawatan dan pengobatan rutin merupakan cara terbaik untuk menjaga kesehatan pengidap HIV. “Orang dengan HIV yang minum obat sesuai resep dan mendapatkan serta mempertahankan viral load yang tidak terdeteksi dapat tetap sehat,” tutup Gibson.
Dengan peningkatan jumlah pasien yang signifikan, RSUD dr Pirngadi Medan terus berkomitmen memberikan pelayanan terbaik bagi pasien HIV, dengan harapan mampu menekan penyebaran virus serta menjaga kesehatan pengidap HIV di Medan.
Penyakit HIV dan Cara Menjauh dari Penularannya
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, khususnya sel CD4 (sel T), yang penting untuk melawan infeksi. Jika tidak diobati, HIV dapat menyebabkan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS), suatu kondisi di mana sistem kekebalan tubuh sangat lemah sehingga tidak mampu melawan infeksi dan penyakit lainnya. Seiring meningkatnya kasus HIV di berbagai wilayah, penting bagi masyarakat untuk memahami bagaimana HIV ditularkan dan cara-cara efektif untuk mencegah infeksi.
Penularan HIV
HIV ditularkan melalui kontak dengan cairan tubuh tertentu dari orang yang terinfeksi. Cairan tubuh yang dapat menularkan HIV meliputi:
DarahSpermaCairan vaginaCairan rektalAir susu ibu
Penularan HIV dapat terjadi melalui berbagai cara, di antaranya:
Hubungan Seksual Tanpa Pengaman Hubungan seks vaginal, anal, atau oral tanpa kondom dengan seseorang yang terinfeksi HIV adalah cara penularan yang paling umum.Penggunaan Jarum Suntik Penggunaan Jarum Suntik Bersama Berbagi jarum suntik dengan orang yang terinfeksi, sering terjadi di kalangan pengguna narkoba suntik.Penularan dari Ibu ke Anak- Ibu yang terinfeksi HIV dapat menularkan virus ke bayi mereka selama kehamilan, persalinan, atau menyusui.Transfusi Darah: Meski sangat jarang di negara-negara dengan sistem skrining darah yang baik, transfusi darah yang terkontaminasi masih menjadi risiko di beberapa tempat.Paparan Profesi Petugas kesehatan bisa tertular HIV jika terkena tusukan jarum atau kontak langsung dengan darah pasien yang terinfeksi.
Pencegahan Penularan HIV
Mengetahui cara pencegahan HIV adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan diri dan orang lain. Berikut adalah beberapa langkah efektif untuk mencegah penularan HIV:
1. Penggunaan Kondom
Penggunaan kondom saat berhubungan seksual sangat efektif dalam mencegah penularan HIV dan penyakit menular seksual lainnya. Kondom harus digunakan dengan benar setiap kali berhubungan seks vaginal, anal, atau oral.
2. Praktek Seks yang Aman
Selain penggunaan kondom, praktik seks yang aman juga melibatkan pengurangan jumlah pasangan seksual dan memastikan pasangan tidak terinfeksi HIV. Menghindari hubungan seks dengan pekerja seks komersial atau individu yang riwayat kesehatannya tidak diketahui juga merupakan langkah pencegahan yang penting.
3. Skrining dan Pengobatan Rutin
Melakukan tes HIV secara rutin membantu dalam deteksi dini sehingga pengobatan bisa dimulai lebih cepat. Pengobatan antiretroviral (ARV) yang rutin dan tepat dapat menekan viral load ke tingkat yang tidak terdeteksi, mengurangi risiko penularan HIV.
4. Tidak Berbagi Jarum Suntik
Pengguna narkoba suntik harus menghindari berbagi jarum suntik. Program jarum suntik bersih dan layanan rehabilitasi dapat membantu mengurangi risiko penularan HIV di kalangan pengguna narkoba suntik.
5. Profilaksis Pra-Pajanan (PrEP) dan Pasca-Pajanan (PEP)
PrEP adalah pengobatan pencegahan bagi orang yang berisiko tinggi tertular HIV. Mengonsumsi PrEP setiap hari secara konsisten dapat menurunkan risiko penularan HIV hingga lebih dari 90%. PEP adalah pengobatan darurat yang harus dimulai dalam waktu 72 jam setelah kemungkinan paparan HIV, seperti setelah hubungan seksual tanpa kondom atau setelah tertusuk jarum.
6. Penularan dari Ibu ke Anak
Ibu hamil yang terinfeksi HIV harus mendapatkan perawatan dan pengobatan yang tepat untuk mengurangi risiko penularan HIV ke bayi mereka. Pemberian ARV selama kehamilan, persalinan, dan menyusui dapat menurunkan risiko ini secara signifikan.
Peran Edukasi dan Kesadaran Masyarakat
Edukasi dan kesadaran masyarakat mengenai HIV sangat penting dalam pencegahan penularan. Kampanye kesehatan, penyuluhan di sekolah dan komunitas, serta informasi yang mudah diakses dapat membantu meningkatkan pemahaman tentang HIV dan cara pencegahannya.
(Kesimpulan)
HIV adalah penyakit serius yang memerlukan perhatian dan penanganan khusus. Dengan pemahaman yang baik tentang cara penularan dan pencegahannya, kita dapat mengambil langkah-langkah efektif untuk melindungi diri sendiri dan orang lain dari infeksi. Penggunaan kondom, tes rutin, tidak berbagi jarum suntik, serta pengobatan PrEP dan PEP adalah beberapa strategi yang dapat membantu mengurangi risiko penularan HIV. Edukasi dan kesadaran masyarakat juga memainkan peran penting dalam upaya global untuk mengendalikan penyebaran HIV. Dengan tindakan pencegahan yang tepat, orang dengan HIV dapat hidup sehat dan mencegah penularan kepada orang lain.
(KRISNA)