Kronologi Kematian Zhang Zhi Jie Pebulutangkis Asal China Yang Tanding di Yogyakarta : Sorotan Terhadap Respons Medis yang Lamban?!

BITVonline.com - Senin, 01 Juli 2024 10:22 WIB

YOGYAKARTA – Kecamatan Umbulharjo,  Pekan lalu, dunia bulutangkis diguncang oleh kematian tragis Zhang Zhi Jie, pemain muda berbakat asal China, yang meninggal saat bertanding di Kejuaraan Asia Junior 2024 di Yogyakarta. Zhang, yang dijuluki sebagai salah satu potensi besar tunggal putra China, mendadak pingsan dan mengalami kejang-kejang di lapangan GOR Among Rogo. Kejadian ini tidak hanya mengejutkan, tetapi juga memunculkan sorotan terhadap respons tim medis yang dinilai terlalu lamban dalam memberikan pertolongan pertama.

Sebelum kejadian tragis tersebut, Zhang Zhi Jie sedang bermain dalam pertandingan grup melawan Jepang. Pertandingan yang seharusnya menjadi ajang persaingan sengit di antara atlet muda ini berubah menjadi momen dramatis ketika Zhang tiba-tiba ambruk di tengah pertandingan, saat kedudukan sedang imbang 11-11 pada gim pertama.

Para saksi mata melaporkan bahwa Zhang mengalami pingsan mendadak di lapangan dan segera mengalami kejang-kejang. Respons dari tim medis di tempat tampak tidak sigap. Publik yang menyaksikan kejadian ini secara langsung, serta melalui media sosial, menyuarakan kekecewaan mereka terhadap lambannya tindakan pertolongan yang diberikan kepada Zhang Zhi Jie. Banyak yang mengecam bahwa proses evakuasi dan pertolongan pertama tidak dilakukan dengan cepat dan efektif seperti yang diharapkan dalam situasi darurat semacam itu.

Kritik keras terhadap respons medis ini mencuat di berbagai platform media sosial, di mana netizen mengungkapkan rasa kecewa dan kemarahan mereka. Beberapa di antaranya menyoroti betapa pentingnya respon cepat dalam kasus seperti ini, terutama dalam olahraga yang menghadirkan risiko tinggi seperti bulutangkis.

Lu Xiao, seorang dokter dari Zhejiang Chinese Medical University yang juga turut mengomentari peristiwa ini, menegaskan bahwa pertolongan pertama harus dilakukan segera setelah kejadian. Ia menyoroti bahwa penggunaan AED (automated external defibrillator) dan CPR (cardiopulmonary resuscitation) merupakan langkah krusial yang dapat menyelamatkan nyawa dalam kasus serangan jantung atau gangguan irama jantung seperti yang dialami Zhang Zhi Jie.

Namun, ironisnya, Zhang Zhi Jie tidak mendapatkan pertolongan pertama yang tepat waktu. Ia bahkan baru dievakuasi dari lapangan setelah beberapa saat, yang pada akhirnya terlambat untuk menyelamatkan nyawanya. Lu Xiao menambahkan bahwa potensi untuk menyelamatkan nyawa bisa saja ada jika respons pertama diberikan dengan cepat dan tepat di lokasi kejadian.

Kematian Zhang Zhi Jie juga mengundang perbincangan luas tentang kondisi kesehatan atlet muda dalam olahraga yang menuntut fisik dan mental yang ekstrem. Aritmia atau gangguan irama jantung menjadi dugaan penyebab utama dalam kejadian tragis ini. Gangguan ini bisa menyebabkan denyut jantung menjadi tidak teratur, yang pada gilirannya mengganggu aliran darah yang normal ke seluruh tubuh.

Sebagai seorang atlet muda yang berusia 17 tahun, Zhang Zhi Jie memiliki potensi luar biasa dalam karir bulutangkisnya. Ia telah mengukir prestasi gemilang dengan mencapai final dalam beberapa turnamen bergengsi, termasuk menjadi juara di Yonex Dutch Junior International 2024. Namun, impian dan bakatnya yang bersinar terlalu cepat terhenti di tengah perjalanan, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, teman-teman, dan pecinta bulutangkis di seluruh dunia.

Federasi Badminton Asia (Badminton Asia), PBSI, dan komite penyelenggara mengeluarkan pernyataan resmi menyatakan duka cita mendalam atas kepergian Zhang Zhi Jie. Mereka mengakui bahwa kehilangan atlet muda yang berbakat ini merupakan pukulan berat bagi dunia bulutangkis.

Di tengah kesedihan ini, Zhang Zhi Jie meninggalkan jejak prestasi yang akan dikenang oleh dunia bulutangkis. Pencapaiannya yang gemilang dan dedikasinya dalam olahraga ini tidak hanya membanggakan China, tetapi juga mengilhami generasi bulutangkis masa depan untuk mengejar impian mereka.

Kisah Zhang Zhi Jie menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya kesigapan dalam menangani situasi darurat kesehatan, terutama di dunia olahraga yang kompetitif. Semoga tragedi ini menjadi titik awal untuk evaluasi mendalam terhadap sistem keamanan dan penanganan medis dalam setiap ajang olahraga, demi mencegah kejadian serupa di masa depan.

Dalam ingatan kita, semoga Zhang Zhi Jie dikenang sebagai pahlawan bulutangkis yang gigih dan berbakat, yang meninggalkan warisan inspiratif bagi dunia olahraga. Semoga keluarga dan orang-orang yang dicintainya diberi kekuatan untuk menghadapi kehilangan ini.

(n/014)

Editor
:
Sumber
:

Tag:

Berita Terkait

Pariwisata

Lansia Tewas di Pelabuhan Muara Baru: Polisi Dugakan Serangan Jantung Sebagai Penyebab

Pariwisata

Kelebihan Kurma di Bulan Puasa Bisa Bikin Masalah, Simak 8 Efek Sampingnya!

Pariwisata

Maqdir Ismail: Penyidikan Harus Tanggung Jawab Polri, Bukan PPNS

Pariwisata

Kejati Sumut Tangkap Dua Tersangka Korupsi Dana BOS di Batu Bara

Pariwisata

Kritikan Pedas ICW kepada Febri Diansyah: Tidak Etis Bela Hasto Setelah Jadi Jubir KPK

Pariwisata

Ifan Seventeen Buka Suara: Penunjukan Dirut PFN Bukan Karena Kedekatan Politik!