DENPASAR –Kamis, 8 Agustus 2024, menjadi hari yang kelam bagi keluarga besar Ida Bagus Ardana, mantan Bupati Jembrana, dan istrinya, A Sri Wulan Trisna. Keduanya ditemukan tewas di kediamannya di Jalan Gurita IV No. 6, Kota Denpasar, Bali. Kematian pasangan suami istri ini masih menyisakan banyak pertanyaan, sementara pihak keluarga menunggu hasil autopsi jenazah untuk mengungkap penyebab kematian mereka.
Ida Bagus Ardana, yang dikenal sebagai mantan Bupati Jembrana, dan istrinya tinggal di Griya Beten Cempaka Singaraja, Bali. Mereka dikenal sebagai pribadi yang baik dan sering berkomunikasi dengan keluarga besarnya di Buleleng. Namun, dalam dua bulan terakhir, komunikasi dengan keluarga di Buleleng menjadi sangat jarang, sebuah perubahan yang cukup mencolok bagi Lilik Sudirga, adik kandung Ida Bagus Ardana.
Menurut Lilik, Ida Bagus dan A Sri Wulan terakhir kali pulang ke Buleleng pada saat Hari Raya Galungan. Pada kesempatan tersebut, hubungan komunikasi masih terjalin baik. Namun, sejak saat itu, interaksi dengan keluarga semakin menurun, dan Lilik mengungkapkan bahwa tidak ada keluhan kesehatan yang berarti dari almarhum, kecuali masalah kaki yang dirasakannya setelah masa jabatannya sebagai Bupati Jembrana.
“Kami sangat terkejut dan sedih dengan kejadian ini. Kami masih menunggu hasil autopsi dari Rumah Sakit Sanglah untuk mengetahui penyebab kematian almarhum dan istri,” kata Lilik Sudirga saat ditemui di kediaman keluarga. Lilik juga menambahkan bahwa setelah hasil autopsi keluar, pihak keluarga akan melakukan rembuk untuk menentukan upacara penghormatan terakhir bagi almarhum.
Sementara itu, pihak kepolisian sedang melakukan penyelidikan untuk mengungkap penyebab kematian pasangan tersebut. Keluarga berharap agar kasus ini diusut secara tuntas dan transparan, agar tidak ada keraguan yang tersisa terkait kematian tragis ini.
Kapolsek setempat mengatakan bahwa penyelidikan akan dilakukan secara menyeluruh dan profesional. “Kami akan memastikan bahwa semua langkah penyelidikan dilakukan sesuai dengan prosedur. Keluarga dan masyarakat pantas mendapatkan kejelasan mengenai kasus ini,” ujarnya.
Kematian mantan Bupati Jembrana dan istrinya menyisakan duka mendalam bagi keluarga dan masyarakat Bali. Dalam waktu dekat, keluarga akan menyusun rencana untuk upacara penghormatan dan mempersiapkan segala sesuatunya setelah hasil autopsi diumumkan.
Kematian ini juga memicu berbagai spekulasi dan perhatian publik, namun pihak keluarga dan pihak berwenang mengingatkan agar tidak membuat kesimpulan prematur sebelum adanya hasil resmi dari penyelidikan.
Keluarga almarhum berharap agar masyarakat dapat menghormati privasi mereka dalam masa-masa sulit ini dan memberikan dukungan moral untuk menghadapi tragedi yang menghebohkan ini.
(n/014)