Seoul – Kecelakaan pesawat Jeju Air jenis Boeing 737-800 yang terjadi di Bandara Internasional Muan, Provinsi Jeolla Selatan, Korea Selatan pada Minggu (29/12/2024) meninggalkan luka mendalam. Insiden tersebut menewaskan 177 orang dari total 181 penumpang, sementara hanya dua orang yang berhasil selamat. Sebelum kecelakaan terjadi, seorang pria mengungkapkan bahwa ia sempat menerima pesan dari keluarganya yang menjadi salah satu korban. Dalam pesan yang diterima oleh Tuan A, penumpang pesawat mengabarkan bahwa pesawat mereka mengalami masalah setelah sayapnya menabrak burung. “Burung itu tersangkut di sayap (pesawat) dan kami tidak bisa mendarat,” tulis penumpang tersebut. Beberapa saat setelahnya, Tuan A membalas pesan itu dan menanyakan kapan insiden tersebut terjadi. “Tadi, apakah saya perlu membuat surat wasiat?” balas penumpang itu dalam keadaan panik.
Sejak menerima pesan itu, Tuan A tidak bisa menghubungi keluarganya kembali. “Saya belum dapat mendengar kabar dari keluarga saya sejak saya mendengar ada masalah dengan pesawat,” ungkapnya dengan cemas. Kecelakaan yang terjadi pada akhir 2024 ini menghebohkan dunia. Dari total 181 penumpang, hanya dua orang yang berhasil selamat, yakni seorang pramugari pria berusia 22 tahun dan seorang pramugari wanita berusia 25 tahun. Keduanya berhasil dievakuasi dari bagian ekor pesawat yang relatif lebih sedikit mengalami kerusakan dan segera dibawa ke Rumah Sakit Mokpo. Salah satu korban selamat kini dipindahkan ke rumah sakit di Seoul atas permintaan keluarga. Badan pesawat mengalami kerusakan parah akibat ledakan, dan hingga Minggu malam, 177 orang dinyatakan meninggal dunia. Otoritas pemadam kebakaran Korea Selatan menyatakan bahwa proses identifikasi korban masih berlangsung, dengan 11 orang belum teridentifikasi.
Penyebab kecelakaan ini masih dalam penyelidikan, dan Penjabat Presiden Korea Selatan, Choi Sang-mok, menyatakan bahwa Bandara Muan kini ditetapkan sebagai kawasan bencana khusus. “Ini adalah situasi serius di mana kecelakaan pesawat mengakibatkan banyak korban jiwa,” ujarnya. Pemerintah mengaktifkan Markas Besar Penanggulangan Bencana dan Keselamatan, serta menginvestasikan semua sumber daya yang diperlukan untuk menangani situasi ini. Choi juga mengungkapkan belasungkawa mendalam kepada keluarga korban dan berjanji untuk mengambil langkah-langkah pencegahan agar insiden serupa tidak terulang di masa depan. “Kami akan melakukan yang terbaik untuk memastikan kesembuhan bagi para korban luka, mendoakan jiwa mereka, dan menyampaikan belasungkawa tulus kami kepada keluarga yang ditinggalkan,” ujar Choi.
(Christie)