Pengakuan Mengejutkan Teman Terpidana Kasus Vina: Manipulasi BAP Tahun 2016

BITVonline.com - Senin, 10 Juni 2024 07:33 WIB

CIREBON -Pengakuan mengejutkan datang dari Pramudya Wibawa Jati (25) alias Pram, salah satu teman dari terpidana kasus pembunuhan Vina dan Eky. Pram mengungkapkan bahwa ia sempat dimanipulasi untuk mengubah Berita Acara Pemeriksaan (BAP) pada tahun 2016 atas tekanan dari pihak penyidik. Dalam wawancara eksklusif dengan Dedi Mulyadi di channel YouTube KANG DEDI MULYADI CHANNEL yang tayang pada Minggu (9/6/2024), Pram menceritakan kronologi kejadian malam itu dan bagaimana ia diarahkan untuk memberikan kesaksian palsu.

Kronologi Malam Kejadian

Menurut Pram, pada Sabtu (27/8/2016) malam, ia dan teman-temannya sedang nongkrong di warung Bu Nining sekitar pukul 20.00 WIB. Pram dibonceng oleh temannya, Teguh, menuju ke warung tersebut. Setelah tiba, Pram sempat kembali untuk mengantar motor ke rumah Teguh dan kembali lagi ke warung. Di sana, mereka minum minuman keras jenis ciu yang sudah tersedia.

Sekitar pukul 21.00 WIB, mereka pindah ke rumah Hadi, salah satu terpidana, yang berada dekat warung Bu Nining. Setelah itu, Pram dan Teguh pergi membeli nasi kuning dan kembali lagi ke rumah Hadi. Menurut pengakuan Pram, mereka tidak pergi ke mana-mana dan menginap di kontrakan Pak RT.

Manipulasi oleh Penyidik

Dalam pengakuannya, Pram menyatakan bahwa pada saat pembuatan BAP tahun 2016, ia mengatakan yang sebenarnya, yakni mereka tidur di rumah Pak RT, Pasren. Namun, penyidik tidak menerima pengakuan tersebut karena Pasren dan anaknya, Kahfi, tidak mengakui bahwa Pram dan para terpidana menginap di sana. Akibatnya, penyidik mengarahkan Pram untuk mengubah BAP dengan mengatakan bahwa setelah membeli nasi kuning, ia langsung pulang ke rumah dan tidur di rumahnya.

Pengakuan Liga Akbar

Pengakuan mengejutkan lainnya datang dari Liga Akbar, teman dekat Eky. Melalui kuasa hukumnya, Yudia Alamsyach, Liga mengaku bahwa BAP yang dibuatnya pada tahun 2016 juga tidak mencerminkan kejadian sebenarnya. Liga merasa bersalah karena memberikan kesaksian palsu dan akhirnya mencabut BAP lamanya.

Menurut kronologi yang diceritakan oleh Liga, pada malam kejadian, Eky dan Liga berangkat dari Majalengka ke Cirebon. Mereka sempat nongkrong di warung sekitar SMA 5 Cirebon sebelum akhirnya berpisah. Liga menyatakan bahwa ia tidak bersama Eky dan Vina saat kejadian pelemparan dan pengejaran terjadi, berbeda dengan yang tertulis dalam BAP sebelumnya.

Dampak Pengakuan

Pengakuan Pram dan Liga ini menambah polemik dalam kasus pembunuhan Vina dan Eky yang sudah berlangsung lama. Masyarakat kini mempertanyakan integritas penyidik dan keabsahan dari proses hukum yang dijalankan. Kasus ini memicu perdebatan tentang manipulasi BAP dan tekanan yang dialami oleh saksi-saksi dalam sistem peradilan Indonesia.

Penutup

Kasus ini menunjukkan betapa pentingnya integritas dalam proses penyidikan dan peradilan. Pengakuan Pram dan Liga Akbar memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kejadian sebenarnya, sekaligus mengungkap adanya manipulasi yang dilakukan oleh pihak penyidik. Hal ini seharusnya menjadi perhatian serius bagi penegak hukum untuk memastikan bahwa setiap proses hukum dilakukan dengan jujur dan adil.

(N/014)

Editor
:
Sumber
:

Tag:

Berita Terkait

Olahraga

Rano Karno Tinjau Rusun Jagakarsa, Ajak Warga Terdampak Banjir Pindah dengan Harga Sewa Terjangkau

Olahraga

Guru Besar UINSA Surabaya Berikan Catatan Kritis terhadap Revisi RUU TNI, Polri, dan Kejaksaan

Olahraga

Gunung Ibu di Maluku Utara Kembali Erupsi, Kolom Abu Tembus 1.000 Meter

Olahraga

KPK Tangkap 8 Orang dalam OTT di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumsel

Olahraga

Bocah 7 Tahun Tewas Tenggelam Saat Ngabuburit Sambil Mancing di Sungai Surabaya

Olahraga

Viral! Polisi Patwal Pepet Pemotor di Jalur Puncak Bogor, Kasus Berakhir Damai