SORONG -Senin sore yang seharusnya menjadi waktu tenang di rumah dinas Wakapolres Sorong, Papua Barat Daya, berubah menjadi sorotan tragis. Sebuah kejadian memilukan mengguncang kompleks Perumahan Pemda, ketika Bripda NRN, ajudan yang baru saja mengawali tugasnya, ditemukan tewas karena gantung diri di dapur rumah dinas.
Bripda NRN, yang baru tiga bulan terakhir bertugas sebagai ajudan Wakapolres, mengakhiri hidupnya dengan tali tambang melilit di lehernya sekitar pukul 16.00 WIT. Penemuan yang pertama kali dilaporkan oleh adik kandungnya sendiri, menambah kedukaan di antara keheningan rumah yang biasanya ramai dengan aktivitas sehari-hari.
Kapolres Sorong, AKBP Edwin Parsaoran, yang baru dua hari menjabat, mengonfirmasi bahwa kejadian tersebut terjadi saat rumah dinas Wakapolres sedang sepi, karena sang pemilik sedang cuti bersama keluarganya di Jayapura. “Tidak ada orang lain di sekitar TKP pada saat kejadian,” ujar Edwin
Proses visum yang dilakukan tidak menunjukkan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh Bripda NRN, menguatkan dugaan bahwa kematiannya merupakan akibat dari tindakan gantung diri. Namun, motif dari keputusannya untuk mengakhiri hidup masih menjadi misteri yang sedang didalami oleh pihak kepolisian.
Peristiwa tragis ini memicu kegaduhan di antara warga kompleks, dengan sejumlah saksi yang dimintai keterangan oleh polisi untuk membantu menjelaskan kronologi sebelum kejadian. Pemeriksaan terhadap ponsel korban juga menjadi bagian dari upaya penyelidikan, meskipun tidak ditemukan barang bukti mencurigakan di tempat kejadian.
Jenazah Bripda NRN telah disemayamkan di RSUD Sele Be Solu sejak Senin malam dan pagi ini telah dibawa pulang ke rumah keluarganya di Kilometer 24 Sorong. Isak tangis pecah di antara keluarga yang tersisa, membiarkan keheningan merajai rumah yang dulu dihuni oleh seorang yang kini hanya tinggal kenangan.
Kisah Bripda NRN, dengan semua potensi dan masa depan yang belum terlalu lama ia mulai, menimbulkan tanya besar tentang beban mental yang mungkin pernah ia alami. Mengapa seseorang yang tampaknya baru menapaki karirnya di kepolisian harus mengambil jalan begitu tragis? Pertanyaan ini tidak hanya menyorot individu, tetapi juga menegaskan pentingnya perhatian terhadap kesejahteraan mental bagi para penegak hukum yang tugasnya seringkali penuh tekanan dan risiko.
Kami berdoa agar keluarga Bripda NRN dapat menemukan kedamaian dalam menghadapi kehilangan ini, dan semoga kejadian ini menjadi panggilan bagi semua pihak untuk lebih peduli terhadap kesehatan mental anggota kepolisian yang begitu besar perannya dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.
(N/014)