DEPOK –Kasus dugaan malpraktik yang menewaskan seorang wanita berinisial ENS (30), seorang selebgram asal Medan, terus berkembang. Penyidik Satreskrim Polres Metro Depok kini memeriksa empat saksi terkait insiden tersebut. Hari ini, polisi memanggil pihak Rumah Sakit Bunda, yang menjadi rujukan klinik WSJ Beauty tempat ENS menjalani prosedur sedot lemak.
Kapolres Metro Depok, Kombes Pol Arya Perdana, menjelaskan bahwa pemeriksaan pihak Rumah Sakit Bunda adalah langkah penting untuk mendalami kasus ini. “Kita sedang melakukan interogasi terhadap pihak-pihak yang terkait. Meskipun pemanggilan saksi secara resmi belum dilakukan, kami membutuhkan keterangan dari Rumah Sakit Bunda terkait kondisi korban saat tiba di sana, serta hasil pemeriksaan yang dilakukan,” ujarnya di Mapolres Metro Depok.
ENS meninggal dunia setelah menjalani prosedur sedot lemak di klinik WSJ Beauty, Jalan Ridwan Rais, Beji Timur, Beji, Kota Depok, pada 22 Juli 2024. Prosedur tersebut, yang dilakukan di klinik kecantikan yang belum memiliki reputasi yang terjamin, menjadi sorotan publik setelah kasusnya viral di media sosial.
Pihak kepolisian telah mengumpulkan keterangan dari berbagai saksi dan pihak yang terkait dengan kasus ini. “Sejauh ini, kami telah memeriksa empat saksi dan kemungkinan jumlahnya akan bertambah. Kami ingin memastikan bahwa semua keterangan yang diperoleh dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai kejadian yang menewaskan ENS,” tambah Kapolres Arya.
Pihak RS Bunda diharapkan dapat memberikan informasi mendalam mengenai kondisi ENS saat diterima di rumah sakit, serta langkah-langkah medis yang diambil setelah kejadian malpraktik di klinik WSJ Beauty. Penyelidikan ini bertujuan untuk memastikan kejelasan dan akuntabilitas dalam penanganan kasus malpraktik yang menyebabkan kematian ini.
Dalam laporan sementara, keluarga ENS telah menyatakan kekhawatiran mereka tentang prosedur dan perawatan yang diterima oleh korban. Mereka berharap agar kasus ini mendapatkan penanganan yang transparan dan adil agar tidak ada lagi korban serupa di masa depan.
Kasus ini menyoroti pentingnya pengawasan ketat terhadap praktik klinik kecantikan dan prosedur medis yang dilakukan di tempat-tempat yang mungkin tidak memenuhi standar yang diperlukan. Pihak berwenang diharapkan dapat mengungkap fakta-fakta yang ada dan memberikan keadilan kepada korban serta keluarga.
(N/014)