BANDA ACEH – Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, menyatakan kondisi di beberapa wilayah pascabanjir bandang dan tanah longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat masih bersifat dinamis.
Kondisi ini berpotensi mempengaruhi proses pemulihan infrastruktur, termasuk jaringan kelistrikan.
"Tanah di beberapa wilayah terdampak masih labil dan berlumpur. Jika hujan lebat kembali terjadi, hal ini berpotensi memicu banjir dan longsor lanjutan sehingga memengaruhi proses pemulihan infrastruktur," ujar Abdul, Jumat (19/12/2025).
Baca Juga: Gotong Royong Warga dan BPBD, Jalan di Tukka Tapanuli Tengah Kembali Bisa Dilalui Menurut Abdul, tanah di wilayah terdampak masih tertutup lumpur tebal.
Jika hujan dengan intensitas tinggi kembali terjadi, lumpur dapat bergerak dan memicu bencana susulan.
Potensi banjir dan longsor susulan dinilai cukup besar karena stabilitas tanah belum sepenuhnya pulih.
"Jika hujan ekstrem kembali terjadi, seperti yang sempat melanda Padang, Sumbar beberapa hari lalu, banjir bisa kembali terjadi dengan skala cukup besar. Kami terus melakukan antisipasi," tambah Abdul.
BNPB juga melakukan asesmen menggunakan citra satelit untuk mengidentifikasi wilayah rawan.
Fokus utama diarahkan pada daerah terdampak banjir besar pada 26 Desember lalu, khususnya Kabupaten Aceh Utara yang cakupan wilayah terdampaknya hampir seluruh kabupaten.
"Situasi berubah setiap hari. Ada wilayah yang sudah kering, tapi ada yang masih tergenang atau mengalami banjir susulan. Kajian terus dilakukan," kata Abdul.
BNPB mengimbau masyarakat tetap waspada, mengikuti arahan resmi pemerintah, dan tidak mudah percaya pada informasi yang belum terverifikasi.
Keselamatan warga menjadi prioritas utama dalam penanganan darurat pascabanjir.*