JAKARTA- Pemerintah menegaskan komitmennya untuk membangun hunian sementara (huntara) dan hunian tetap (huntap) bagi korban bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per 18 Desember 2025 mencatat sebanyak 147.236 rumah terdampak banjir bandang dan longsor, dengan rincian 44.051 rumah rusak berat, 29.809 rusak sedang, dan 73.376 rusak ringan.
Baca Juga: Bupati Batu Bara Ajak Umat Kristen Berdoa untuk Keselamatan Negeri pada Perayaan Natal Oikumene 2025 Presiden Prabowo Subianto menargetkan pembangunan huntara rampung dalam satu bulan agar masyarakat terdampak tidak lagi tinggal di tenda pengungsian, Setelah huntara selesai, pembangunan huntap dengan luas sekitar 70 meter persegi akan dilanjutkan.
"Setelah itu kita bangun hunian tetap. Kualitasnya cukup bagus, luasnya 70 meter persegi," ujar Prabowo saat meninjau lokasi bencana di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Kamis (18/12/2025).Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait menambahkan, pemerintah menyiapkan 2.603 unit huntap yang akan mulai dibangun bulan ini.
Penentuan lokasi pembangunan dilakukan dengan mempertimbangkan aspek hukum, keamanan, dan teknis, sehingga relokasi masyarakat tetap aman dan sesuai standar.Ara memastikan pembangunan hunian tetap ini tidak menggunakan APBN.
Pendanaannya berasal dari yayasan dan donasi pribadi, termasuk Yayasan Buddha Tzu Chi.Estimasi biaya pemulihan untuk Aceh, Sumut, dan Sumbar diperkirakan mencapai Rp 51,82 triliun, dengan rincian Rp 25,41 triliun untuk Aceh, Rp 12,8 triliun untuk Sumatera Utara, dan Rp 13,52 triliun untuk Sumatera Barat.
Anggaran ini digunakan untuk memperbaiki rumah, fasilitas publik, dan sektor pertanian yang terdampak.
Pemerintah menekankan penanganan pascabencana menjadi prioritas nasional, dengan harapan masyarakat terdampak dapat segera menempati hunian layak dan melanjutkan kehidupan normal.*(k/dh)