MEDAN – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Utara memperbarui data korban banjir dan longsor yang melanda 19 kabupaten/kota di provinsi itu.
Hingga Rabu (17/12/2025) pukul 17.00 WIB, jumlah korban meninggal tercatat 366 orang, 75 hilang, 2.284 luka-luka, dan 20.877 mengungsi, menurut Kabid Informasi dan Komunikasi Publik Diskominfo Sumut, Porman Mahulae.
Kabupaten Tapanuli Tengah menjadi wilayah terdampak terparah dengan 131 korban meninggal, 41 hilang, dan 26 luka-luka.
Baca Juga: Pemko Medan Dorong Rehabilitasi Narkoba Melalui Rumah Perlindungan Sosial Di Tapanuli Selatan, tercatat 87 orang meninggal, 30 hilang, dan 2.189 luka-luka.
Sementara Kota Sibolga melaporkan 54 orang meninggal, 1 hilang, dan 61 luka-luka.
Selain tiga daerah tersebut, bencana juga melanda 16 kabupaten/kota lain, termasuk Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Pakpak Bharat, Mandailing Natal, Langkat, Deli Serdang, Nias, Serdang Bedagai, Asahan, Batubara, Nias Utara, Nias Selatan, Padang Sidempuan, Medan, Binjai, dan Tebing Tinggi.
Gubernur Sumut, Bobby Nasution, mengakui kendala proses evakuasi akibat sulitnya akses alat berat ke daerah terisolasi.
Meski demikian, pencarian korban hilang tetap dilakukan oleh personel di lapangan.
"Keterbatasan alat berat berdampak pada lamanya pencarian, tapi personel tetap bekerja maksimal," ujarnya.
Pemprov Sumut terus membuka akses menuju wilayah terisolasi agar alat berat dapat masuk, mempercepat proses evakuasi, dan menekan risiko bagi korban yang masih tertimbun material longsor dan banjir.
BPBD Sumut bersama TNI, Polri, dan relawan terus melakukan pencarian korban hilang serta menyalurkan bantuan darurat bagi pengungsi, termasuk kebutuhan pangan, air bersih, dan kesehatan.*
(k/dh)