JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto memastikan Indonesia tidak akan lagi melakukan impor solar mulai tahun depan.
Hal ini disampaikan saat memberikan arahan kepada Kepala Daerah se-Papua di Istana Negara, Jakarta, Selasa (16/12/2025).
"Mulai tahun depan, Menteri ESDM melaporkan kepada saya bahwa kita tidak akan impor solar lagi dari luar negeri. Kita harapkan dalam 4 tahun ke depan, Indonesia juga bisa bebas impor bensin," kata Prabowo.
Baca Juga: Pelajaran dari Sumatera, Prabowo Ingin Lumbung Desa Hidup Kembali Presiden menekankan pengembangan bahan bakar nabati dari komoditas lokal, seperti kelapa sawit, singkong, dan tebu, yang dapat ditanam di Papua.
Langkah ini diharapkan mengurangi ketergantungan impor BBM sekaligus menekan pengeluaran negara hingga ratusan triliun rupiah.
"Kita keluarkan ratusan triliun untuk impor BBM. Jika kita bisa memproduksi sendiri dengan tenaga surya dan air, kita bisa menghemat sekitar Rp 520 triliun per tahun," jelas Prabowo.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia melaporkan bahwa penghentian impor solar dapat terealisasi berkat beroperasinya Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Balikpapan, yang menambah kapasitas produksi solar nasional sekitar 100 ribu barel per hari.
Dengan tambahan ini, produksi dan konsumsi solar diperkirakan seimbang, bahkan surplus sekitar 4 juta ton akan dikonversi menjadi avtur.
Untuk bensin, Indonesia masih akan melakukan impor pada 2026, tetapi pemerintah tengah menyiapkan program etanol yang ditargetkan berjalan pada 2027.
Langkah ini menjadi bagian dari strategi pemerintah untuk mendorong kemandirian energi, mengurangi defisit perdagangan BBM, serta memanfaatkan potensi bahan bakar nabati dari wilayah Indonesia Timur.*
(d/dh)