FLORES TIMUR – Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, NTT, telah memaksa 7.959 warga mengungsi dari desa-desa terdampak seperti Klantalo, Hokeng Jaya, Nawokote, Dulipali, Nobo, dan Boru sebagian.
Dari jumlah itu, 4.073 jiwa atau 1.150 kepala keluarga memilih mengungsi secara mandiri di rumah kerabat maupun di wilayah lain seperti Wulanggitang, Ile Bura, Lewolema, Ile Mandiri, Larantuka, bahkan di Pulau Adonara dan Pulau Solor.
Sebanyak 1.816 pengungsi sudah menempati hunian sementara (huntara), sementara 1.846 jiwa telah menerima dana tunggu hunian (DTH).
Baca Juga: BNPB Fokus Pulihkan Akses Pasca-Erupsi Semeru, Jalur Lumajang–Malang Sudah Dibuka Kepala Dinas Kominfo Flores Timur, Heronimus Lamawurand, menegaskan bahwa pemerintah terus bekerja optimal untuk mengurus warga terdampak.
"Daerah ini masuk dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) erupsi Gunung Lewotobi. Tenaga medis siaga 24 jam dan rutin memeriksa kondisi kesehatan para penyintas," kata Heronimus, Kamis (11/12/2025).
Kebutuhan mendesak pengungsi saat ini mencakup air bersih, perlengkapan mandi, sembako, lauk pauk, dan minyak tanah.
Pemerintah daerah terus berkoordinasi dengan BNPB dan lembaga terkait untuk memastikan logistik dan layanan kesehatan tersedia.
Pemerintah setempat menekankan pentingnya kesiapsiagaan dan evakuasi dini mengingat potensi letusan susulan, serta menghimbau warga tetap mengikuti arahan petugas di lapangan.*
(k/dh)