BANDA ACEH — Pemulihan listrik di Aceh belum sepenuhnya tuntas pascabanjir dan longsor yang melanda wilayah tersebut pada akhir November 2025.
PT PLN (Persero) menyebutkan proses sinkronisasi jaringan masih berlangsung untuk menormalkan pasokan listrik di seluruh daerah terdampak.
Baca Juga: Bupati Aceh Tamiang Buka Suara soal Banjir: Kerja Diam-Diam, Hasil Nyata di Lapangan "Sistem kelistrikan Aceh dalam proses sinkronisasi agar pasokan listrik kembali andal dan mencukupi bagi seluruh pelanggan serta mengurangi potensi pemadaman bergilir," kata Senior Manager Keuangan, Komunikasi, dan Umum PLN UIW Aceh, Nurlana, dalam keterangannya, Selasa, 9 Desember 2025.
Menurut Nurlana, sinkronisasi dilakukan setelah jaringan SUTT Arun–Bireuen berhasil pulih dan kembali menyalurkan listrik dari PLTMG Arun serta PLTU Nagan Raya.
Namun proses ini memerlukan ketelitian karena menyangkut stabilitas seluruh sistem kelistrikan Aceh.
"Sinkronisasi melibatkan 17 unit gardu induk, 58 unit gardu hubung, dan 157 unit penyulang. Semuanya harus diintegrasikan bertahap agar pasokan listrik dapat berjalan aman, stabil, dan optimal," ujarnya.
Pantauan di lapangan menunjukkan pemadaman bergilir masih terjadi, termasuk di Banda Aceh dan Aceh Besar.
Sejumlah titik belum mendapat aliran listrik, dan beberapa lampu lalu lintas diinformasikan masih tidak berfungsi.
Di beberapa wilayah yang terdampak paling parah oleh banjir dan longsor, listrik bahkan belum menyala selama lebih dari dua hari.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menanyakan langsung perkembangan pemulihan listrik kepada Menteri ESDM Bahlil Lahadalia ketika meninjau jembatan bailey di Kecamatan Juli, Kabupaten Bireuen, Minggu, 7 Desember 2025.
"Lampu menyala sudah?" tanya Prabowo.