JAKARTA – Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, mengungkapkan alasan penggantian Saifullah Yusuf alias Gus Ipul dari jabatan Sekretaris Jenderal PBNU.
Menurut Gus Yahya, banyak urusan organisasi yang tertahan karena Gus Ipul tidak dapat menuntaskan tugasnya sejak menjabat Menteri Sosial.
"Mengenai SK-SK yang belum ditandatangani, ada sekitar 80-an SK PWNU dan PCNU yang tertahan di meja Sekjen yang lama, yaitu Pak Saifullah Yusuf. Bahkan sudah lebih dari satu tahun," kata Gus Yahya di kantor PBNU, Senen, Jakarta Pusat, Rabu (3/12/2025).
Baca Juga: PBNU Memanas, Politikus PDI-P: Konflik Akibat Urusan Duniawi Gus Yahya menilai jabatan Sekjen membutuhkan kehadiran penuh setiap hari, sementara Gus Ipul sibuk dengan tugasnya sebagai Menteri Sosial sehingga tidak sempat mengurus administrasi PBNU.
Untuk itu, Gus Yahya merotasi Gus Ipul ke posisi Ketua PBNU Bidang Pendidikan, Hukum, dan Media, yang dapat dijalankan secara remote.
"Kalau Sekjen tidak tanda tangan, ke atas saya tidak bisa tanda tangan, ke atas lagi Katib Aam tidak bisa, Rais Aam juga tidak mungkin. Nah ini tertahan semua," jelas Gus Yahya.
Sekjen baru PBNU kini dijabat Amin Said Husni, sebelumnya Wakil Ketua Umum PBNU Bidang Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan.
Rotasi juga dilakukan pada jabatan Bendahara Umum dan Wakil Ketua Umum bidang OKK.
Dengan perombakan ini, Gus Yahya berharap seluruh administrasi dan SK organisasi dapat segera terselesaikan dan PBNU berjalan lebih efektif.*
(d/dh)