MALUKU TENGAH- Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Fadli Zon meninjau tiga situs bersejarah di Hila-Kaitetu, Maluku Tengah, dan menekankan pentingnya percepatan pelestarian warisan budaya yang menyimpan jejak peradaban dunia di jalur rempah.
Kunjungan dimulai di Benteng Amsterdam, yang menjadi saksi fase awal kedatangan Portugis dan Belanda di Maluku.
Menbud Fadli menyoroti peran benteng sebagai pusat pengawasan, permukiman, dan perdagangan rempah.
Baca Juga: Menbud Fadli Zon Buka Festival GAYAIN Aceh 2025, Tegaskan Posisi Pusat Seni Islami Nusantara "Benteng Amsterdam masih berdiri kokoh. Portugis masuk pertama kali ke sini, lalu dilanjutkan Belanda. Rumphius juga pernah tinggal di tempat ini," ujar Fadli.
Dari benteng, rombongan melanjutkan kunjungan ke Gereja Immanuel, yang diperkirakan berdiri sejak 1512 dan masuk kawasan Benteng Amsterdam.
Fadli memantau proses rehabilitasi yang tengah dilakukan Kementerian Kebudayaan.
"Kayu, dinding, dan atapnya hampir selesai," kata dia.
Kunjungan terakhir adalah ke Masjid Tua Wapauwe, masjid tertua di Maluku yang dibangun pada 1414.
Menbud Fadli menilai masjid ini menjadi bukti perkembangan awal Islam di Maluku dengan konstruksi tradisional tanpa paku.
Ia meninjau tiang alif dan replika barunya serta menekankan perlunya perawatan atap setiap 10–20 tahun.
"Arsitekturnya luar biasa dan tetap terjaga. Masjid ini juga masih aktif digunakan," ujarnya.
Turut hadir Plh. Sekda Maluku Kasrul Selang, Kadisdikbud Maluku Sarlota Singerin, dan Kadis Pariwisata Maluku Achmad Jais.