YOGYAKARTA – Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) memilih bungkam saat dimintai tanggapan terkait beban utang proyek kereta cepat Jakarta-Bandung (Whoosh) yang disebut mencapai triliunan rupiah.
Momen itu terjadi saat Jokowi menghadiri acara Dies Natalis Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM), Jumat (17/10).
Saat sejumlah wartawan mencoba menggali respons terkait pendanaan proyek kereta cepat yang tengah ramai diperbincangkan, Jokowi hanya tersenyum dan membalikkan badan tanpa memberikan komentar.
Baca Juga: KPK Sisir Proyek Lain Milik Kirun, Dugaan Korupsi Proyek Jalan di Sumut Meluas Presiden kemudian melanjutkan aktivitasnya dengan menyapa para alumni Fakultas Kehutanan yang hadir di acara tersebut.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memastikan penyelesaian utang proyek kereta cepat yang merupakan proyek strategis nasional ini tidak akan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Menurutnya, kewajiban pembayaran utang akan diselesaikan melalui Danantara, sebuah lembaga yang mengelola dividen dari entitas Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
"Bukan berarti tidak dibayar, tapi lewat Danantara, bukan APBN. Arahan saya maunya ke sana," ujar Purbaya di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (15/10).
Purbaya menilai Danantara memiliki kapasitas keuangan yang cukup kuat untuk menanggung kewajiban tersebut.
Skema ini dianggap sebagai solusi agar beban anggaran negara tidak langsung terbebani oleh pembayaran utang proyek kereta cepat.
"Kalau dulu kan semuanya pemerintah. Tapi ketika sudah dipisahkan, dan seluruh dividen masuk Danantara. Dia cukup mampu untuk itu (membayar utang)," jelasnya.
Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang dikerjakan bersama konsorsium perusahaan asal China ini telah menjadi sorotan publik karena besarnya nilai utang yang harus ditanggung, diperkirakan mencapai Rp116 triliun.
Meski demikian, pemerintah optimistis skema pembayaran melalui Danantara dapat menjaga stabilitas keuangan negara sekaligus memastikan kelangsungan proyek tersebut.