MEDAN — Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Keadilan Sumatera Utara menggelar aksi unjuk rasa di depan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Tanjung Gusta Medan, Selasa (24/6) sore.
Mereka mendesak pemerintah dan aparat penegak hukum untuk segera mengusut dugaan keterlibatan oknum Rutan Kelas I Labuhan Deli dalam pengendalian jaringan narkotika.
Dalam aksinya yang berlangsung mulai pukul 16.30 WIB, para mahasiswa membawa sejumlah poster dan spanduk berisi tuntutan.
Salah satu poin utama adalah desakan agar Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Utara melakukan inspeksi mendadak (sidak) dan evaluasi total terhadap jajaran pejabat Rutan Labuhan Deli.
Koordinator aksi menyampaikan bahwa Sumatera Utara selama ini menjadi salah satu provinsi dengan tingkat peredaran narkoba tertinggi di Indonesia, bahkan disebut sebagai pusat transit jaringan narkoba antarprovinsi, khususnya dari Aceh.
"Sumatera Utara sudah darurat narkoba. Kami mendesak agar Rutan Labuhan Deli diperiksa, termasuk dugaan keterlibatan oknum pengamanan rutan dan kaki tangan masyarakat sipil berinisial Amek yang disebut menjadi pintu masuk peredaran narkoba di dalam rutan," tegas salah satu orator aksi.
Mahasiswa juga mengungkap adanya indikasi praktik jual beli kamar tahanan, pungutan liar, hingga jual beli perkara yang diduga melibatkan oknum kejaksaan dan pengadilan, serta pengamanan rutan berinisial ASR. Mereka menuntut agar oknum tersebut segera diperiksa dan dicopot dari jabatannya.
"Tindakan ini tak hanya melanggar hukum, tapi juga mencoreng institusi pemasyarakatan. Rutan bukan tempat bisnis narkoba!" ujar peserta aksi.
Aliansi Mahasiswa Peduli Keadilan juga meminta agar narapidana kasus narkoba asal Sumatera Utara segera dipindahkan ke luar daerah sebagai bagian dari strategi pemutusan jaringan dalam lapas.
Mereka juga menyerukan kepada Kapolri, Kapolda Sumut, Ketua Komisi III DPR RI, Kejaksaan Negeri Belawan, dan Kementerian Hukum dan HAM untuk bersama menindaklanjuti dugaan kejahatan sistemik di Rutan Labuhan Deli.
Aksi damai yang berlangsung tertib tersebut diakhiri dengan ancaman bahwa mahasiswa akan mengerahkan massa lebih besar lagi jika tuntutan mereka tidak digubris dalam waktu dekat.*